Peristiwa Internasional

Drone AS Jatuh Setelah Bertabrakan dengan Su-27 di Laut Hitam

Rabu, 15 Maret 2023 - 09:44 | 87.85k
Militer AS terpaksa menjatuhkan salah satu drone miliknya setelah bertabrakan dengan jet tempur Rusia di Laut Hitam.(FOTO: New York Post/Getty Image)
Militer AS terpaksa menjatuhkan salah satu drone miliknya setelah bertabrakan dengan jet tempur Rusia di Laut Hitam.(FOTO: New York Post/Getty Image)

TIMESINDONESIA, JAKARTADrone militer AS, MQ-9 Reaper bertabrakan dengan pesawat Su-27 Rusia, Selasa (14/3/2024) dan jatuh di perairan internasional Laut Hitam.

Pesawat tak berawak MQ-9 Reaper dan dua pesawat Su-27 Rusia itu semula terbang di atas perairan internasional di atas Laut Hitam pada hari Selasa.

"Kemudian salah satu jet Rusia itu dengan sengaja terbang di depan dan membuang bahan bakar ke pesawat tak berawak itu beberapa kali," kata sebuah pernyataan dari Komando Eropa AS seperti dilansir CNN 

Juru bicara Pentagon Brigjen. Jenderal Patrick Ryder mengatakan, pesawat tersebut kemudian menabrak baling-baling drone tersebut, membuat pasukan AS menjatuhkan drone MQ-9 ke perairan internasional. 

"Kami terpaksa menurunkannya karena baling-balingnya ditabrak oleh salah satu dari dua pesawat Su-27 Rusia yang melakukan pencegatan yang tidak aman dan tidak profesional," kata EUCOM.

"Beberapa kali sebelum tabrakan, Su-27 membuang bahan bakar dan terbang di depan MQ-9 dengan cara yang sembrono, tidak ramah lingkungan, dan tidak profesional," tambah EUCOM lagi seperti dilansir New York Post 

"Insiden ini menunjukkan kurangnya kompetensi selain tidak aman dan tidak profesional," tambahnya.

MQ-9 Reaper itu bisa dipersenjatai. Juru bicara Pentagon,  Brigjen Angkatan Udara, Jenderal Pat Ryder mengatakan, drone itu melakukan misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian standar di atas Laut Hitam.

"Pesawat ini telah terbang di atas wilayah Laut Hitam selama beberapa waktu, termasuk sebelum konflik Ukraina dimulai," katanya. "Ini adalah jalur air internasional yang penting dan sibuk," tegasnya.

Komandan Operasi udara AS di Eropa dan Afrika, Jenderal Angkatan Udara, James B. Hecker menambahkan tindakan jet Rusia itu hampir menyebabkan kedua pesawat jatuh.

Ryder mengatakan, Su-27 kemungkinan rusak dalam tabrakan tersebut, tetapi berhasil mendarat dengan selamat segera setelah itu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price mengatakan, AS telah memanggil duta besar Rusia untuk Washington, Anatoly Antonov, dan mengajukan protes atas insiden tersebut.

Ryder juga mengatakan melihat bahwa para pejabat militer AS tidak berbicara dengan rekan-rekan Rusia tentang pertemuan itu. 

Menurut EUCOM tabrakan itu terjadi tepat setelah pukul 07.00 waktu setempat dan mengikuti pola tindakan berbahaya oleh pilot Rusia saat berinteraksi dengan pesawat AS dan Sekutu di wilayah udara internasional, termasuk di Laut Hitam.

Ryder mengatakan pilot Rusia mengganggu drone itu antara 30 hingga 40 menit sebelum jatuh.

Baik AS maupun Rusia belum menemukan drone tersebut hingga Selasa malam. Ryder juga tidak akan menyebutkan apakah akan ada upaya pencarian.

Juru bicara Gedung Putih juga mengatakan, penasihat keamanan nasional Jake Sullivan juga sudah memberitahu Presiden Biden tentang peristiwa itu, Selasa itu juga.

Kepada wartawan, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby menambahkan, bahwa insiden itu "bukan pertama kalinya" pesawat AS dicegat oleh jet Rusia. "Ini pertama kalinya pencegatan dengan mengakibatkan percikan salah satu drone kami," katanya.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, bahwa mereka mengerahkan jet tempurnya untuk mencegat drone itu setelah mengganggu wilayah udara yang dinyatakan terlarang oleh Rusia sebagai bagian dari invasinya ke Ukraina.

"Akibat manuver cepat, drone MQ-9 melakukan penerbangan tanpa kendali dengan kehilangan ketinggian dan jatuh ke perairan," kata kementerian pertahanan Rusia, dan mereka juga mengklaim bahwa pesawat mereka tidak bertabrakan dengan drone atau menembakinya.

Sementara itu, Kirby bersumpah insiden tersebut tidak akan menghalangi militer AS untuk melanjutkan pekerjaannya di wilayah tersebut.

"Jika pesannya adalah mereka ingin menghalangi atau mencegah kami terbang, dan beroperasi di wilayah udara internasional, di atas Laut Hitam, maka pesan itu akan gagal," katanya.

"Kami akan terus terbang dan beroperasi di wilayah udara internasional di atas perairan internasional. Laut Hitam bukan milik satu bangsa," tambahnya.

Insiden Selasa terjadi beberapa minggu setelah militer AS  mencegat delapan jet tempur Rusia di dekat Alaska dalam dua insiden terpisah.

Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) mengatakan, pada bulan Februari lalu, dua kali terpaksa mengirim dua jet tempur F-35A didukung dua F-16 pesawat peringatan dini E-3 Sentry, dan dua KC-135 Stratotanker, telah mencegat empat  penerbangan Rusia.

Saat itu, NORAD menyebutkan jet Rusia mendekati Zona Identifikasi Pertahanan Udara Alaska, dan Selasa kemarin drone MQ-9 Reaper bertabrakan dengan pesawat Rusia Su-27 diatas Laut Hitam. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES