Kopi TIMES

Membaca Peta Politik Nganjuk dalam Pilkada 2024

Minggu, 07 Juli 2024 - 15:41 | 38.98k
HM Basori M.Si, Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy
HM Basori M.Si, Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah gerindra mengusung pasangan Ibin Aushof, sementara Kang Marhen akan bergandengan dengan Mas Trihandi, Pilkada nganjuk akan diramaikan oleh kuda hitam yang tidak bisa dipandang sebelah mata, yaitu hadirnya Bunda Ita. 

Bunda Ita bukan orang baru di Nganjuk, karena beliau mantan ketua Tim penggerak PKK hampir 10 tahun. Disisi lain bunda Ita adalah seorang birokrat, cerdas, profesional dan yang pasti memiliki pendukung yang tidak sedikit. Sebuah informasi yang tepercaya tim sukses bunda ita saat pileg kemarin kurang lebih 3000 orang.

Advertisement

Kita bisa mengasumsikan jika tim tersebut tersebar di seluruh desa pasti akan mampu menggerakkan massa yang bisa mendulang suara yang signifikan. Politik selalu dinamis, maka semua kompetitor harus belajar dari permainan pileg yang kemarin. 

Semua calon berpotensi menang jika menggunakan strategi dan taktik yang benar. Namun ada sebuah ungkapan jenaka, pokok pemilih di kasih uang pasti akan memilih. 

Pemilu adalah pesta rakyat, maka jika rakyat disenangkan pasti akan memberikan dukungan. Rakyat berfikir rasional pada semua kandidat, katanya setelah jadi mereka akan ditinggal. 

Jika Pilkada nanti ada 3 pasang calon, maka secara matematis semua bisa meminimalisir cost. Asumsi yang kita bayangkan, seluruh potensi pemilih akan diambil masing masing kandidat sesuai dengan strategi yang dipakai. 

Disisi lain masing masing akan menguat daya dukung untuk mengambil selisih dari dua calon yang berbeda. Tiga pasang calon membuat tim sukses berfikir keras, bagaimana loyalis yang dibangun tidak tergiur oleh iming iming dadi calon lain. 

Salah satu kunci utama untuk memenangkan Pilkada 2024 adalah kuatnya infrastruktur politik. Dalam ilmu politik Infrastruktur politik adalah, suatu struktur yang menggabungkan antara satu dengan yang lain, lalu membentuk satu rangkaian yang membantu berdirinya keseluruhan struktur tertentu.

Infrastruktur politik setidaknya terdiri dari 4 (empat) kelompok utama, yaitu partai politik (parpol), kelompok kepentingan (interest group), kelompok penekan (pressure group), dan media massa. Jika ingin menang sebuah komponen tersebut harus dibangun sejak dini agar cost politik tidak terlalu besar. 

Disisi lain Personal branding calon juga harus dilakukan secara serius untuk : 

1. Meningkatkan kredibilitas calon 
2. Meningkatkan kepercayaan diri 
3. Membangun koneksi 
4. Memperluas jaringan 
5. Menonjolkan kelebihan yang dimiliki 
6. Lebih fokus pada peluang yang dimiliki

Hanya sebuah catatan ringan buat pencerahan semoga memberi inspirasi pada semua kandidat yang ikut berkompetisi secara fair dan menjunjung tinggi etika politik. 

***

*) Oleh : HM Basori M.Si, Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES