Peristiwa Daerah

Dinilai Meresahkan, BMKG Tanggapi Isu Menyebarnya Abu Vulkanik Gunung Lewotobi di Sumba Timur

Kamis, 04 Januari 2024 - 19:02 | 53.17k
Erupsi gunung Lewotobi di Flores Timur. (FOTO: Pemkab Flotim)
Erupsi gunung Lewotobi di Flores Timur. (FOTO: Pemkab Flotim)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Stasiun Meteorologi Kelas III Umbu Mehang Kunda Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menanggapi soal abu vulkanik gunung Lewotobi di Flores Timur yang tersebar di Kabupaten Sumba Timur.

Gunung Lewotobi Laki-laki yang mengalami erupsi sejak Sabtu 23 Desember 2023 pukul 07.14 WITA di Kecamatan Wulanggitang dan Ilebura, Kabupaten Flores Timur NTT hingga saat ini masih mengeluarkan abu vulkanik. Abu itu dinilai bisa menyebar di beberapa daerah di Flores termasuk Sumba Timur.

Advertisement

Menurut BMKG, Gunung Lewotobi hingga saat ini masih mengeluarkan abu vulkanik yakni asap kawah yang bertekanan sedang hingga kuat juga teramati abu berwarna putih dengan intensitas ketebalan di ketinggian 700 – 1000 meter diatas puncak kawah setinggi 1.584 meter diatas permukaan laut. 

Abu vulanik di sejumlah tempat mampu menutup jalan raya dan bangunan pemukiman warga yang mengalaminya setebal 1 cm hingga pada radius 8 Km dari puncak kawah.

Soal beredarnya isu menyebarnya abu vulkanik gunung Lewotobi hingga di Pulau Sumba, BMKG berpendapat bahwa informasi berita itu cenderung meresahkan masyarakat. Oleh BMKG perlu mengeluarkan informasi terkait SIGMET (Significant Meteorological).

BMKG menjelaskan, SIGMET yang menyatakan adanya sebaran abu vulkanik pada tanggal 2 Januari 2024 pukul 17.50 WITA di sebagian kecil wilayah utara Pulau Sumba. Berdasarkan informasi SIGMET tanggal 3 Januari 2024 pukul 08.00 WITA hingga sekarang sebaran abu vulkanik tidak mengarah lagi di Pulau Sumba.

BMKG menyebut, tanggal 3 Januari 2024 pihak BMKG dan Bandara Umbu Mehang Kunda Sumba Timur telah melakukan paper test hasilnya negatif (tidak terdapat butiran abu vulkanik).

BMKG mengungkapkan, fenomena yang terjadi saat ini adalah Haze (Udara Kabur). Haze merupakan fenomena kekaburan udara yang terjadi karena suhu panas di suatu daerah melebihi suku normalnya. Suhu panas yang cukup tinggi ini mengakibatkan partikel-partikel kering yang sangat kecil melayang-layang di udara dimana partikel-partikel tersebut tidak dapat naik atau tertahan pada atmosfer lapisan di bawahnya (inversi) sehingga menyebabkan jarak pandang (visibility) berkurang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES