Peristiwa Daerah

Momen Hari Pahlawan, Ponpes Al-Anwari Banyuwangi Tabur Bunga di Selat Bali

Kamis, 10 November 2022 - 20:14 | 43.48k
Para santri Ponpes Al-Anwari akan melakukan tabur bunga sepanjang Pantai Boom Marina Banyuwangi. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Para santri Ponpes Al-Anwari akan melakukan tabur bunga sepanjang Pantai Boom Marina Banyuwangi. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pahlawan merupakan orang yang gagah berani dan rela berkorban dalam membela tanah air. Demi mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan Indonesia, Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Anwari Banyuwangi menggelar tabur bunga di Selat Bali.

Acara tabur bunga di Selat Bali tersebut merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Pahlawan 10 November. Sebanyak 340 Santriwan dan Santriwati Ponpes yang terletak di Jalan KH Abdul Wahid, Kelurahan Kertosari, Banyuwangi itu, antusias berekerumun untuk memenuhi sepanjang garis Pantai Marina Boom dengan tak lupa membawa bekal segenggam penuh bunga di tangan kanan dan kirinya.

Advertisement

Suasana senja ditemani sepoi angin pantai seketika menyihir upacara tabur bunga untuk pahlawan itu berjalan hikmat. Dengan beralaskan pasir, para santri terlihat gembira ketika mengikuti kegiatan tersebut.

Dijelaskan oleh Kepala Biro formal Yayasan Ponpes Al-Anwari, Fatmawati, dalam memperingati hari pahlawan, identik dengan acara tabur bunga dimakam untuk mengenang jasa para pembela tanah air. Namun wajib diketahui bahwa tidak sedikit pahlawan yang gugur dalam pertempuran dilautan dan kemudian di tenggelamkan disana.

Ponpes-Al-Anwari-2.jpg

"Jadi kami ingin menghormati para pahlawan tak dikenal yang ikut berjuang membela tanah air yang gugur dilautan akibat pertempuran," jelasnya Kamis, (10/11/2022).

Banyuwangi merupakan salah satu wilayah dengan garis pantai yang terpanjang di Indonesia, dengan membentang sekitar 175 kilometer bukan jadi hal mustahil bila ada perlawanan dari pejuang dengan penjajah yang terjadi di lautan. Mengingat, sumber daya alam di Banyuwangi kaya akan potensi.

Menurut sejarah, ternyata banyak peristiwa besar yang terjadi disana. Seperti saja Pertempuran Selat Bali atau disebut juga sebagai operasi lintas laut Banyuwangi-Bali. Operasi yang berlangsung pada 5 April 1946 itu, merupakan pertempuran laut pertama dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia, sekaligus perang amfibi pertama yang meletus pasca proklamasi kemerdekaan.

Akhirnya, untuk mengenang kejadian tersebut, dibangun monumen lintas laut. Bagian belakang monumen terdapat prasasti besar bertuliskan setidaknya 290 nama para pejuang yang gugur di Selat Bali pada saat itu.

Tidak hanya tabur bunga, kegiatan tersebut sekaligus diiringi dengan kegiatan berdoa bersama di Taman Makam Pahlawan atau TMP Wisma Raga Satria Laut Pasukan ALRI 0032, sebagai hadiah untuk pejuang yang telah telah gugur dalam berjuang menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selain untuk mengenang jasa pahlawan, acara tersebut merupakan sarana menanamkan jiwa patriot kepada para santri. Mengingat, pada masa lampau, para santri siap menjadi garda terdepan saat melakukan perlawanan kepada penjajah. Santri kala itu, pasang badan untuk berjihad mengikuti arahan "Seruan Resolusi Jihad' yang disampaikan oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.

Fatmawati menambahkan, dengan kegiatan seperti ini para Santri dan Santriwati diharapkan dapat mewarisi sifat kepahlawanan. Sehingga dapat menjadi orang bermanfaat bagi masyarakat luas, dengan membela kebenaran memerangi kejahatan dan membawa Indonesia lebih baik. (*)

Pewarta: Anggara Cahya

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES