Peristiwa Daerah

Sedot Rp126 Miliar, Pusat Bisnis dan Edukasi Kopi Indonesia Dibangun di Kabupaten Bandung

Jumat, 11 November 2022 - 15:35 | 109.24k
Bupati Bandung Dadang Supriatna bersama Wakil Ketua Banggar DPR RI Cucun Syamsurijal meninjau CoE Korporasi Petani Kopi ini, di Desa/Kec Solokanjeruk, Kab Bandung, Jumat (11/11/22).(Foto: Iwa/TIMES Indonesia)
Bupati Bandung Dadang Supriatna bersama Wakil Ketua Banggar DPR RI Cucun Syamsurijal meninjau CoE Korporasi Petani Kopi ini, di Desa/Kec Solokanjeruk, Kab Bandung, Jumat (11/11/22).(Foto: Iwa/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Kementerian Pertanian RI melalui Pemkab Bandung mulai melaksanakan pengerjaan pembangunan Center of Excellent (CoE) Korporasi Petani Kopi atau Pusat Bisnis dan Edukasi Kopi Indonesia. Saat ini pembangunannya fisiknya sedang dalam proses pematangan lahan .

Bupati Bandung Dadang Supriatna bersama Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal, serta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung A Tisna Umaran, meninjau lokasi pembangunan CoE Korporasi Petani Kopi ini, di Jalan Raya Solokanjeruk Desa/Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung, Jumat (11/11/22).

Advertisement

"Jadi nanti di sentra bisnis dan edukasi kopi ini kegiatannya antara lain akan diisi dengan kegiatan bisnis kopi. Baik Kopi Arabika maupun Robusta. Tujuannya adalah ekspor," kata Kepala Distan Kabupaten Bandung Tisna Umaran di lokasi pembangunan, Jumat (11/11/22).

Dadang-2.jpg

Tisna mengatakan pemasaran produksi kopi dalam negeri selama ini masih bisa ditangani oleh kelompok tani maupun koperasi. Akan tetapi jika sudah pada tahap ekspor ke luar negeri, Tisna mengakui harus menghadapi persaingan yang sangat ketat. Karena selama ini, imbuh Tisna, ekspor kopi dunia dikuasai oleh Brazil, Colombia dan Vietnam.

"Sementara di Indonesia walaupun terluas sedunia kebun kopinya namun ekspornya di peringkat keempat, setelah Brazil, Colombia dan Vietnam. Politik dagang kita kalah oleh Brazil dan Vietnam," ungkapnya.

Tisna mengatakan pembangunan CoE Korporasi Petani Kopi Indonesia pada tahun ini mulai dari pematangan lahan dan tahun depan akan dilakukan pembangunan gedung pengolahan dan pergudangan kopi.

"Diharapkan tahun depan CoE Korporasi Petani Kopi ini sudah bisa diresmikan oleh Pak Presiden sambil pelepasan ekspor kopi perdana," kata Tisna. Ia juga berharap tahun depan bisa mulai mengekspor kopi secara masif.

Dadang-3.jpg

"Kemarin juga ada ekspor satu kontainer kopi ke Serbia, Keinginan kita tonasenya lebih besar lagi," ungkapnya.

Tisna menyebut CoE Korporasi Petani Kopi berdiri di atas lahan milik Pemkab Bandung seluas lima hektare dan pembangunanya dianggarkan dari pemerintah pusat yang mencapai sekitar Rp126 miliar.

"Tahun ini Rp 8 miliar, tahun depan Rp 36 miliar, dan tahun depan ada lagi alokasinya, jadi didanai secara multiyears," jelasnya.

Tisna mengatakan, pemerintah pusat mempercayakan CoE Korporasi Petani Kopi Indonesia ini dibangun di Kabupaten  Bandung, berdasarkan karena dinilai Pemkab Bandung serius dalam mengembangkan potensi kopi daerahnya.

Selain sebagai pusat bisnis kopi, nantinya juga akan dibangun cafe sebagai sarana edukasi dan pelatihan berkaitan dengan kopi.

"Nantinya akan bekerjasama dengan pihak-pihak yang ahli dalam bidang kopi dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) di Jember Jawa Timur," kata Tisna.

Sementara Pemkab Bandung sendiri dalam proyek ini nantinya akan membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk sharing modal Bersama pihak swasta.

“Karena yang jelas nanti bangunan dan lahan CoE ini kan nantinya milik Pemkab Bandung, tapi dalam pengelolaannya nanti CoE ini akan berbentuk korporasi bisnis,” terang Tisna.

Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menambahkan, problem terbesar sektor pertanian adalah obtaker. Menurut Cucun, hadirnya CoE Korporasi Petani Kopi ini merupakan satu-satunya di Indonesia korporasi pertanian hadir di Kabupaten Bandung.

“Nah, CoE Korporasi Petani Kopi ini merupakan salah satu upaya Pemkab Bandung dalam menyelesaikan permasalahan obtaker agar para petani ini. Termasuk petani kopi jangan sampai menjual produknya ke para tengkulak, para cukong. Oleh karena itu negara hadir dalam bisnis kopi ini,” ungkap Cucun. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES