117 Bencana Menimpa Pacitan, Lima Orang Meninggal Tertimbun Tanah Longsor

TIMESINDONESIA, PACITAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Pacitan mencatat sebanyak 117 kejadian bencana terjadi sepanjang 1 Januari hingga 10 April 2025. Tanah longsor menjadi bencana yang paling sering terjadi.
"Jumlah kejadian bencana di Kabupaten Pacitan hingga 11 April 2025 mencapai 117. Dominasi masih pada tanah longsor," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, Jumat (11/4/2025).
Advertisement
Menurut Erwin, longsor tercatat terjadi sebanyak 80 kali. Bencana lain yang tercatat yakni pohon tumbang (13), erosi (6), kebakaran (5), tanah ambles atau gerakan tanah (4), pencarian dan pertolongan (3), banjir luapan (2), angin kencang (2), serta masing-masing satu kejadian cuaca ekstrem dan puting beliung.
Akibat rentetan bencana itu, lima orang dilaporkan meninggal dunia. Tiga orang mengalami luka-luka atau sakit, dua orang berhasil diselamatkan, dan sembilan lainnya harus mengungsi dari rumah mereka.
"Korban meninggal umumnya berada di wilayah rawan longsor dan kejadian mendadak, seperti saat malam atau saat hujan deras," ujar Erwin.
Kerusakan pada sektor permukiman juga cukup masif. Total ada 81 rumah terdampak, lima di antaranya rusak berat. Sisanya, 13 rumah rusak sedang, 37 rusak ringan, dan 26 mengalami kerusakan sangat ringan.
Kerusakan tak hanya menyasar rumah warga. Fasilitas umum juga terkena imbas. Berdasarkan data BPBD, 30 titik jalan rusak, 8 talud runtuh, satu saluran air atau irigasi terdampak, serta empat bangunan sekolah atau gedung mengalami kerusakan.
Aktivitas gempa bumi juga terekam cukup intens pada sepuluh hari pertama bulan April. Tercatat 35 gempa terjadi, dengan magnitudo antara 1 hingga 3 dan kedalaman 2 hingga 127 kilometer. Satu di antaranya dirasakan oleh masyarakat.
“BPBD telah menurunkan tim untuk asesmen dan penanganan cepat di lokasi terdampak. Kami juga koordinasi dengan lintas sektor agar penanganan segera dilakukan,” ujar Erwin.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di wilayah lereng bukit, daerah aliran sungai, dan titik rawan longsor lainnya. Menurut dia, pencegahan dan deteksi dini menjadi faktor penting dalam mitigasi bencana.
"Segera laporkan jika ada indikasi bencana seperti tanah retak, sumber air keruh tiba-tiba, atau pohon miring. Itu gejala umum sebelum longsor," kata dia.
Hingga awal April, BPBD Pacitan terus memperkuat kesiapsiagaan dan sinergi dengan instansi lain guna mengurangi dampak bencana. Edukasi kepada warga juga terus dilakukan melalui program komunitas siaga bencana di desa-desa. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |