
TIMESINDONESIA, MALANG – Halloween adalah salah satu perayaan yang paling dinanti-nantikan banyak orang di seluruh dunia. Meskipun sering kali dianggap sebagai perayaan modern, sebenarnya Halloween memiliki akar sejarah yang dalam dan menarik untuk dikaji.
Halloween, Dari Samhain Celtic hingga Perayaan Kristen
Halloween bermula dari perayaan kuno yang dikenal sebagai Samhain, bagian dari budaya Celtic di wilayah yang sekarang menjadi Irlandia, Inggris, dan Skotlandia. Samhain adalah perayaan yang dilaksanakan pada akhir Oktober, yang menandai akhir musim panas dan masuknya musim dingin.
Advertisement
Orang Celtic mempercayai bahwa pada malam Samhain, batas antara dunia manusia dan dunia roh menjadi tipis, Pada malam Samhain itu, memungkinkan roh-roh jahat dan hantu untuk berkeliaran di dunia manusia.
Seiring berjalannya waktu, perayaan Samhain ini kemudian diadopsi oleh Gereja Katolik sebagai All Saints' Day (Hari Semua Orang Kudus) dan All Souls' Day (Hari Semua Roh yang Sudah Meninggal). Perayaan ini dirayakan pada tanggal 1 dan 2 November untuk mengenang orang-orang kudus dan orang-orang yang telah meninggal dunia.
Tradisi Halloween Kuno: Jack-o'-Lantern, Kostum, dan Peramal
Salah satu elemen ikonik dalam perayaan Halloween adalah labu berhantu, atau yang lebih dikenal sebagai "Jack-o'-Lantern."
Labu ini telah menjadi simbol Halloween sejak abad ke-19, tetapi awalnya digunakan dengan cara yang berbeda. Konon, kisah Jack-o'-Lantern berasal dari legenda tentang seorang pria bernama Jack, yang berhasil menipu setan dan tidak diizinkan masuk ke surga atau neraka setelah kematiannya. Ia dipaksa untuk berkeliaran dengan obor di tangan, yang kemudian digantikan oleh labu yang diukir.
Selain Jack-o'-Lantern, kostum juga merupakan tradisi penting Halloween. Kostum-kostum ini digunakan untuk menakuti roh-roh jahat yang berkeliaran atau untuk menyamar sebagai roh itu sendiri. Kostum-kostum Halloween modern sering kali melibatkan karakter fiksi seperti vampir, zombie, hantu, dan monster lainnya.
Peramal atau "divination" juga merupakan tradisi Halloween yang sangat kuno. Orang-orang percaya bahwa pada malam Samhain, mereka dapat memprediksi masa depan dengan berbagai cara, seperti membakar kacang, melempar sepatu, atau menyelam dalam air. Semua ini adalah upaya untuk mengungkap misteri yang terkait dengan dunia roh.
Beda Negara, Beda Cara Merayakan Halloween
Amerika Serikat. Halloween tiba di Amerika Serikat bersamaan dengan imigran Irlandia pada abad ke-19. Namun, Halloween pada awalnya tidak populer di Amerika dan lebih sering dikenal sebagai perayaan malam yang kacau. Ini berubah pada abad ke-20 ketika Halloween mulai menjadi perayaan yang lebih ramah keluarga.
Saat ini, Halloween adalah salah satu perayaan terbesar di Amerika Serikat. Orang-orang dari segala usia menghiasi rumah mereka dengan hiasan-hiasan Halloween, berdandan dengan kostum-kostum kreatif, dan mengunjungi tetangga-tetangga mereka untuk meminta permen dengan kalimat magis "Trick or Treat" (Cerita atau Permen). Ini adalah saat ketika anak-anak mendapatkan porsi besar permen, dan para dewasa juga merayakan dengan pesta-pesta kostum yang meriah.
Meksiko - Día de los Muertos. Di Meksiko, perayaan Halloween disertai dengan Día de los Muertos atau "Hari Orang Mati." Ini adalah perayaan yang penuh warna dan penuh makna, di mana orang-orang merayakan dan mengenang orang-orang yang telah meninggal. Mereka menghias altar khusus dengan bunga dan makanan favorit orang yang telah meninggal, dan mengadakan prosesi dan pesta-pesta di pemakaman.
Irlandia - Festival Samhain. Sebagai asal usul Halloween, Irlandia memiliki tradisi unik dalam merayakan Halloween. Beberapa tradisi termasuk "bonfire" besar di malam Halloween, dan banyak kisah-kisah horor dan legenda setan yang masih dilestarikan.
Skotlandia - Guising. Di Skotlandia, tradisi "guising" populer. Anak-anak berpakaian dan pergi dari rumah ke rumah untuk meminta permen, mirip dengan "Trick or Treat" di Amerika. Namun, mereka juga harus memberikan pertunjukan untuk mendapatkan permen, seperti menyanyikan lagu atau cerita lucu.
Hongaria - Festival Mindszenti. Di Hongaria, Halloween dikenal sebagai "Mindszenti," dan biasanya dirayakan pada malam terakhir Oktober. Tradisi melibatkan lilin-lilin yang dinyalakan di makam orang yang telah meninggal dan pergi ke gereja untuk berdoa.
Jepang - Pembaruan Kematian (Obon). Meskipun Halloween tidak memiliki akar sejarah yang dalam di Jepang, ada perayaan serupa yang dikenal sebagai "Obon." Ini adalah waktu di mana orang merayakan leluhur mereka dan memperingati roh-roh orang yang telah meninggal. Orang Jepang sering mengunjungi makam keluarga dan meletakkan lentera-lentera di sungai sebagai penghormatan kepada roh-roh yang telah meninggal.
Filipina - Pangangaluluwa. Di Filipina, ada tradisi yang disebut "Pangangaluluwa," di mana anak-anak berpakaian sebagai roh dan berkunjung ke rumah-rumah tetangga untuk meminta makanan dan permen. Tradisi ini juga mencakup nyanyian dan tarian untuk mendapatkan hadiah.
Skandinavia - Valborgsmässoafton. Di negara-negara Skandinavia seperti Swedia dan Finlandia, terdapat tradisi Valborgsmässoafton pada akhir April atau awal Mei yang memiliki unsur-unsur yang mirip dengan Halloween. Orang-orang berkumpul di luar, membuat api unggun, dan merayakan datangnya musim semi.
Kritik dan Transformasi Halloween
Meskipun Halloween adalah perayaan yang sangat disukai oleh banyak orang, ia juga telah menjadi subjek kritik dan kontroversi.
Beberapa orang berpendapat bahwa perayaan ini terlalu fokus pada unsur-unsur yang menakutkan dan berbahaya. Kritik lain berpendapat bahwa komersialisasi Halloween telah mengambil alih makna sejatinya.
Selain itu, beberapa elemen kostum Halloween juga telah dipandang sebagai tidak pantas dan merendahkan. Ini telah memicu perdebatan tentang budaya dan sensitivitas sosial. Banyak orang dan organisasi telah mendorong untuk memilih kostum yang menghormati budaya dan tidak merendahkan suku atau kelompok tertentu.
Meskipun aspek-aspek tradisional Halloween masih ada dan dipertahankan, perayaan ini terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman yang berubah. Halloween saat ini adalah kombinasi antara tradisi lama yang dipertahankan dan elemen-elemen baru yang menggugah imajinasi dan kreativitas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |