Resensi

Tradisi Ngaji Al-Quran Raksasa di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi

Senin, 27 Maret 2023 - 22:14 | 116.43k
Jamaah Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, sedang melantunkan ayat suci Al-Quran raksasa. (FOTO: Anggara Cahya/ TIMES Indonesia)
Jamaah Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, sedang melantunkan ayat suci Al-Quran raksasa. (FOTO: Anggara Cahya/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Tadarus adalah kegiatan membaca Al-Quran secara berulang-ulang dalam rangka memperbanyak amalan dan mendapatkan pahala. Namun, bagaimana jika tadarus tersebut dilakukan dengan menggunakan Al-Quran raksasa? Al-Quran di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi memiliki ukuran sangat besar, sehingga memudahkan para pembaca untuk membaca dan menghafal ayat-ayat suci tersebut.

Ibadah rutin tadarus Al-Quran raksasa dapat anda lakukan di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi selama Ramadan. Tradisi ini sudah tahun ke-13 terhitung semenjak Al-Quranul Karim tersebut diwakafkan kepada Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi pada tahun 2010 silam.

Sekretaris Umum Yayasan Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, Iwan Aziez Siswanto menyatakan, sebenarnya tidak ada yang membedakan dengan tadarus pada umumnya hanya perbedaan ukuran Al-Quran saja yang dibaca.

Namun, tidak banyak masyarakat yang diizinkan untuk membaca Al-Quran raksasa ini. Meskipun dengan ukuran teks atau huruf yang jumbo sebesar 100 x165 centimeter, banyak jemaah yang masih kesusahan.

"Disamping sudah mahir dalam Makhraj dan Tajwid, dibutuhkan juga yang lantang suaranya, jadi tidak semua orang bisa membaca tapi semua bisa menyimak," katanya, Senin (27/03/2023).

Seperti tadarus-tadarus pada umumnya, ngaji dengan Al-Quran sebesar 1,5 x 2 meter ini dilantunkan setelah menunaikan ibadah Sholat Tarawih. Untuk pembaca Al-Quran seberat kurang lebih 4 Kwintal ini biasanya dilantukan oleh 7 Qori yang salah satunya juga seorang Kufat atau Hafidz Al-Quran.

"Jadi dari 7 qori Al-Quran raksasa ini terdiri dari, 1 qori ngaji, 2 qori penggeblat atau bagian membalikkan halaman Al-Quran supaya tidak robek dan qori sisanya nyimak dengan tenang," kata Iwan.

Iwan menambahkan, setiap malam para Qori ini bisa menyelesaikan bacaan Al-Quran hingga 3 Juz, yang bahkan selesai tidak sampai tengah malam.

"Terkadang selama bulan Ramadan para Qori bisa mengkhatamkan Al-Quran tersebut sebanyak 2 kali," imbuhnya.

Kegiatan tadarus Al-Quran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi dilaksanakan pada 1 hingga 27 Ramadan bertepatan dengan secara resminya Al-Quran raksasa ini diwakafkan kepada Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi yaitu 27 Ramadan 1431 Hijriyah, atau Ahad (Minggu), 5 September 2010.

Sejarah Al Quran Raksasa

Al-Quran Raksasa ini ditulis tangan oleh Drs. H. Abdul Karim, yang bertempat tinggal di Dusun Kebunrejo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, yang merupakan salah seorang pensiunan Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Genteng, Banyuwangi.

Al-Quran Raksasa yang berada di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi ini menjadi karya Al-Quran raksasa ketiganya karena memang kecintaanya kepada seni Kaligrafi. Ditulis pada Senin, 1 Februari 2010 dengan menghabiskan sebanyak 32 doz Spidol dengan 40 doz tinta. Sementara untuk kertas didatangkan khusus dari Negeri Sakura Jepang.

Kurang lebih Mushaf raksasa tersebut dikerjakan selama 6 bulan dan selesai pada Kamis 26 Agustus 2010. Pembuatan Mishaf raksasa menghabiskan total anggaran dari Pemerintah Banyuwangi sebesar Rp183.850.000. Al Quran raksasa diberikan kepada Masjid Agung Baiturrahman pada 27 Ramadan 1431 Hijriyah atau Ahad (Minggu) 5 September 2010.

Tradisi tadarus Al-Quran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi merupakan bukti bahwa budaya religius yang kuat masih terus dijaga dan dilestarikan di tengah-tengah masyarakat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES