Alma Syalum, Bersinar di Dua Panggung Prestasi Akademik dan Non Akademik

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Mahasiswi asal Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Alma Syalum Salsabilla (22), menjadi sosok inspiratif yang mampu bersinar di dua panggung berbeda yaitu akademik dan non-akademik.
Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini tak hanya unggul di bidang akademik dengan IPK 3,8, tapi juga aktif di berbagai kegiatan non-akademik, mulai dari organisasi kampus hingga ajang pemilihan duta.
Advertisement
"Menjadi aktif di dua bidang ini bukan hal yang mudah, tapi justru memberi saya ruang luas untuk terus berkembang," ujar Alma sapan akrabnya saat diwawancarai TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Kamis (24/4/2025).
Konsisten Berprestasi Sejak Dini
Dalam hal ini Alma merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Sejak kecil, ia telah menunjukkan bakat dan semangat belajar tinggi. Dia selalu meraih peringkat pertama dari jenjang SD hingga SMA.
Saat menempuh pendidikan di SMAN 1 Cililin jurusan MIPA misalnya, ia berhasil mempertahankan prestasi sebagai peringkat satu umum. Masuk ke UPI melalui jalur SBMPTN, Alma memilih Program Studi Teknologi Pendidikan.
"Saya memilih jurusan ini karena percaya bahwa pendidikan adalah pondasi utama meraih masa depan. Di sini saya belajar tentang bagaimana teknologi bisa digunakan untuk mendukung pembelajaran yang efektif," ungkapnya.
Tidak Hanya Akademik, Alma Juga Aktif sebagai Duta dan Public Speaker
Selain akademik, Alma aktif dalam berbagai kegiatan non-akademik. Ia pernah dinobatkan sebagai Duta Kewirausahaan Bumi Siliwangi UPI 2022, dan berhasil masuk Top 7 Putri Bumi Siliwangi di tahun yang sama.
Sebelumnya, pemilik akun media sosial Instagram @almasylm_ juga pernah menjadi Duta Hukum dan HAM Jawa Barat 2020 serta Duta Generasi Berencana (GenRe) Kabupaten Bandung Barat 2019.
“Melalui kegiatan ini, saya jadi belajar bagaimana membangun relasi, meningkatkan kepercayaan diri, dan menjadi pemimpin,” tutur Alma yang hobi membuat konten dan tutorial makeup.
Lebih lanjut dirinya juga mengaku senang menjadi pembicara publik. “Saya sering jadi MC, moderator, atau narasumber. Rasanya menyenangkan bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman,” tuturnya.
Tantangan dan Peluang Aktif di Dua Dunia
Lebih jauh Alma tak memungkiri bahwa menyeimbangkan dunia akademik dan non-akademik bukanlah hal yang mudah. Ia menyebut manajemen waktu sebagai tantangan terbesar.
“Kadang tugas kampus datang bersamaan dengan kegiatan luar. Jadi saya harus benar-benar bisa memilih mana yang paling urgent dan mana yang bisa ditunda,” katanya. Untuk menjaga kewarasan, Alma juga rutin melakukan ‘healing’ dengan pergi ke alam atau sekadar jalan-jalan untuk menyegarkan pikiran.
Meski demikian, ia melihat banyak peluang dari keterlibatannya di dua dunia ini. “Saya bisa belajar hal-hal yang nggak diajarkan di kelas, seperti kepemimpinan, kreativitas, dan kemampuan sosial,” tambahnya.
Didorong oleh Orang Tua, Teman, dan Lingkungan Kampus
Dalam perjalanannya, Alma yang sedang bekerja sebagai paid intern di Marketing Communication Penerbit Mizan Pustaka sebagai content creator mengaku tak berjalan sendiri. Orang tua, teman, dan lingkungan kampus menjadi sumber kekuatan utama.
“Saya yakin bisa sejauh ini karena doa orang tua. Mereka mendukung dalam segala hal, dari segi emosional hingga finansial,” ucapnya haru. Ia juga berterima kasih pada teman-teman dan organisasi yang telah membentuk dirinya hingga seperti sekarang.
Kemudian Alma memiliki cita-cita untuk terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi orang lain. Ia ingin ilmunya di dunia pendidikan bisa diterapkan secara nyata, bukan hanya di atas kertas.
“Cobalah punya komitmen pada diri sendiri. Impian itu butuh perjuangan, dan semuanya dimulai dari langkah kecil yang konsisten. Kalau kamu nggak berkorban untuk impianmu, bisa jadi impianmu yang akan jadi korban,” tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |