Kisah Jan Koum, si Tukang Sapu yang Jadi Bos WhatsApp

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pahit dan getirnya kehidupan yang dialami sejak kecil, mungkin justru menjadi titik balik untuk kehebatan dan kesuksesan yang menanti di kemudian hari. Demikian sepenggal cerita hidup yang dijalani oleh Jan Koum, salah satu pendiri aplikasi pesan instant populer, WhatsApp.
Masa kecil Jan Koum memang sulit. Terlahir sebagai keturunan Yahudi, Koum dibesarkan di pinggiran kota Kiev, Ukraina. Ayah Koum adalah seorang manajer konstruksi dan ibunya seorang ibu rumah tangga.
Advertisement
Jan Koum hidup serba susah, dengan hanya mengandalkan subsidi dan jatah makan yang diterima dari pemerintah setempat. Tiap hari harus mengantri untuk mendapatkan jatah makan gratis. Tempat tidurnya terkadang beralaskan tanah dan beratapkan langit, bukan di apartemen.
Jan Koum bersama ibunya berjuang keras untuk bertahan hidup. Ibu Jan Koum bekerja sebagai pengasuh anak, dan Koum membantu ibunya dengan menjadi penyapu toko. Itu semua dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Meskipun demikian, mereka masih sangat kekurangan.
Tujuh tahun bekerja di Yahoo, kemudian dua sahabat ini memutuskan mundur. Setelah itu, mereka mencoba melamar pekerjaan di Facebook, namun ditolak. Pada tahun 2009, saat itu iphone sedang mengalami ketenaran, Jan Koum pun ikut membeli.
Jan Koum tertarik pada kumpulan kontak di iphone dan app store. Dari sana lah lahir sebuah ide menciptakan aplikasi yang dapat menampilkan status pada kontak telepon di iphone. Ide itulah yang kemudian mendorong terciptanya aplikasi WhatsApp.
Jan Koum memiliki teman yang bernama Alex Fishman, dan menceritakan ide tersebut kepadanya. Mendengar ide itu, Alex memperkenalkan Jan Koum dengan Igor Solomennikov, seorang developer aplikasi iphone. Dari perkenalannya dengan Igor, Jan Koum kemudian berhasil mewujudkan idenya tersebut, menciptakan aplikasi yang kemudian diberi nama WhatsApp.
Dilansir dari mediawarta.com, kini aplikasi WhatsApp telah menjadi aplikasi populer yang telah memiliki hampir 800 juta pengguna di seluruh dunia. Atas alasan itu pula, Facebook dan Google berlomba-lomba membelinya tetapi akhirnya Facebook yang memenangkan pertarungan tersebut.
Setelah WhatssApp dibeli Facebook dengan nilai yang fantastis (USD19 miliar atau setara dengan Rp266 triliun), sontak Koum dan Acton menjadi milyarder baru di dunia bisnis teknologi dan internet.
Jan Koum masih memegang sekira 45 persen saham WhatsApp sedangkan patnernya, Acton memegang 20 persen. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |