Pengusaha Printing Mulai Lirik Alat Cetak Ramah Lingkungan Berteknologi Ultraviolet
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Teknologi ramah lingkungan memang menjadi isu dunia untuk mencegah pemanasan global, tak terkecuali dalam bidang percetakan yang menjadi pendapatan utama bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Sehingga terciptalah alat cetak atau printer yang menggunakan ultraviolet.
Printer ramah lingkungan yang menggunakan ultraviolet sebagai teknologi pengering tinta khusus buatan China ini dikenalkan Deprintz kepada pelaku usaha percetakan kecil dan menengah.
Advertisement
Sija Holil selaku produk spesialis Deprintz menjelaskan, printer ultraviolet ini mampu mencetak di segala bidang mulai papan, case smartphone hingga botol minuman.
"Kelebihannya dia adalah ketika tinta keluar dari printend, tinta itu langsung dikeringkan sama sinar UV. Jadi nanti hasilnya tahan lama lebih bagus," kata Sija saat ditemui media, Sabtu (23/4/2022).
Sija menambahkan, penggunaan sinar UV dalam printer merupakan teknologi masa depan bagi dunia percetakan. Sebab tinta yang digunakan adalah tinta khusus yang tak berbau. Hal ini jelas berbeda dibandingkan menggunakan tinta berbasis minyak yang digunakan alat cetak sekarang.
"Ini teknologi yang cukup baru dan nanti akan jadi masa depan printer kaena sekarang printer Solvent, Eco Solvent atau printer in door out door yang bisa cetak banner itu nanti kedepannya kayak Singapura semuanya dilarang," terangnya.
Pelarangan Singapura menggunakan tinta berbasis minyak untuk dunia percetakan, dijelaskan Sija karena dianggap kurang ramah lingkungan.
"Dan tintanya memang berbasis Solvent atau minyak jadi memang tidak ramah lingkungan, kalau ada di ruangan tertutup nanti tintanya dia akan ada bau-bau yang bisa mengganggu indra penciuman," tambahnya.
Printer dengan teknologi ramah lingkungan yang dibanderol sekitar Rp175 juta tersebut, menjadi sarana investasi bagi pelaku usaha percetakan di Surabaya dan sekitarnya. Karena tak menutup kemungkinan Indonesia akan mengikuti jejak Singapura untuk mengurangi penggunaan tinta berbasis minyak.
"Saya kira investasi yang paling menjanjikan ke depan ya printer UV ini, karena ini akan menjadi masa depan dunia printer dan pemainnya belum banyak dan dia mampu mencetak di berbagai media," ucap Sija.
Guru multimedia SMKN 3 Surabaya Krisna Hariyadi menganggap printer yang menggunakan sinar utraviolet untuk mencetak sangat ramah lingkungan.
"Setuju sih kalau dilihat dari tintanya aja sudah nggak bau dan cepet kering prosesnya, Jadi hasil yang keluar bisa langsung dipakai," ucapnya tentang peinter dengan Teknologi ramah lingkungan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |