Google Genesis: Teknologi AI untuk Permudah Kerja Jurnalis Menulis Berita

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beberapa bulan setelah TIMES Indonesia Group membuat platform untuk TI Network AI, media AI pertama di Indonesia, Google menyusul mengenalkan Genesis. Platform ini diyakini Google dapat merevolusi cara kita memproduksi dan mengonsumsi berita.
Teknologi berbasis AI ini diklaim dapat mengambil detail peristiwa terkini dan mengubahnya menjadi salinan berita. Apakah AI dapat dan seharusnya menjadi penghasil berita?
Advertisement
Google Genesis: Asisten AI untuk Jurnalis
Google percaya bahwa Genesis dapat berfungsi sebagai asisten pribadi bagi jurnalis. Seorang sumber yang akrab dengan produk ini menjelaskan bahwa Genesis dirancang untuk mengotomatiskan beberapa tugas yang membebaskan waktu bagi jurnalis untuk berfokus pada aspek lain dari pekerjaan mereka. Hal ini dapat membantu mendorong industri penerbitan menjauh dari "jebakan generatif AI".
Namun, beberapa eksekutif perusahaan yang telah melihat promosi Google untuk produk ini menggambarkannya sebagai teknologi yang mengkhawatirkan. Sementara beberapa upaya telah dilakukan untuk memastikan berita yang dihasilkan oleh Genesis akurat dan kaya nuansa, masih ada keraguan tentang sejauh mana teknologi ini dapat mencapai tujuan tersebut.
Perlukah Jurnalis Gunakan Alat Berbasis AI?
Berdasarkan pendapat Jeff Jarvis, seorang profesor jurnalisme dan komentator media, alat baru Google ini memiliki potensi kelebihan dan kekurangan. Jika teknologi ini dapat menghasilkan informasi faktual yang dapat diandalkan, jurnalis sebaiknya memanfaatkannya.
Namun, jika alat ini disalahgunakan dalam konteks yang memerlukan pemahaman budaya yang mendalam, hal ini dapat merusak kredibilitas organisasi berita yang menggunakannya.
Saat ini, organisasi berita di seluruh dunia sedang berusaha memutuskan apakah mereka harus menggunakan alat berbasis AI di ruang redaksi mereka. Organisasi seperti The New York Times, NPR, dan Insider telah mengumumkan rencana untuk mengeksplorasi kemungkinan penggunaan AI.
Implikasi dan Tantangan bagi Jurnalisme
Meski demikian, alat baru Google ini pasti memicu kecemasan di kalangan jurnalis yang telah menulis artikel mereka sendiri selama berabad-abad. Beberapa organisasi berita, seperti Associated Press, telah lama menggunakan AI untuk menghasilkan cerita tentang laporan pendapatan perusahaan dan topik lainnya.
Namun, ini masih merupakan bagian kecil dari artikel layanan dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh jurnalis manusia.
Penggunaan kecerdasan buatan di dunia jurnalisme bisa memiliki konsekuensi besar. Jika tidak diedit dan diperiksa dengan hati-hati, AI dapat menyebarkan informasi yang salah dan merusak reputasi organisasi berita.
Google telah bergerak cepat dalam mengembangkan dan menyebarkan AI generatif, tetapi teknologi ini juga menimbulkan tantangan. Contoh yang jelas adalah chatbot Bard, yang dikritik karena seringkali memberikan pernyataan faktual yang salah dan tidak mengarahkan pengguna ke sumber yang lebih otoritatif.
Sejauh ini, penggunaan AI dalam jurnalisme masih menjadi topik yang hangat. Meski demikian, seperti teknologi lainnya, AI memiliki potensi untuk membawa manfaat besar jika digunakan dengan bijaksana dan bertanggung jawab. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Sudarmadji |
Publisher | : Rifky Rezfany |