Tekno

OpenAI Angkat Tangan, Tak Bisa Bedakan Tulisan Hasil AI dan Manusia

Rabu, 02 Agustus 2023 - 06:22 | 240.93k
Pendiri OpenAI Sam Altman. (Foto: Antara)
Pendiri OpenAI Sam Altman. (Foto: Antara)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – OpenAI, organisasi penelitian AI terkemuka, telah memutuskan untuk menutup alat yang awalnya dirancang untuk membedakan antara teks yang ditulis manusia dan yang dihasilkan oleh AI. 

Dilansir dari The Verge, OpenAI angkat tangan karena usahanya untuk mendeteksi hasil tulisan dengan tingkat akurasi yang rendah. OpenAI pun mengumumkan penghentian klasifikasi AI ini.

Advertisement

"Kami sedang bekerja untuk memasukkan umpan balik dan saat ini sedang meneliti teknik provenansi yang lebih efektif untuk teks," kata perusahaan tersebut dalam blog-nya.

Seiring dengan penutupan alat untuk menangkap penulisan yang dihasilkan AI, OpenAI mengatakan berencana untuk mengembangkan dan menerapkan mekanisme yang memungkinkan pengguna memahami jika konten audio atau visual dihasilkan oleh AI.

OpenAI secara terbuka mengakui bahwa klasifikasi tersebut tidak pernah benar-benar baik dalam menangkap teks yang dihasilkan AI. Karenanya OpenAI juga memperingatkan bahwa bisa saja ada teks yang palsu padahal asli, atau sebaliknya; teks asli tulisan manusia ditandai sebagai hasil AI. 

Karenanya, sebelum OpenAI memperbarui penutupan alat tersebut, mengatakan bahwa klasifikasi bisa menjadi lebih baik dengan lebih banyak data.

Setelah ChatGPT OpenAI muncul di panggung dan menjadi salah satu aplikasi yang tumbuh paling cepat, banyak sektor yang mencoba untuk memahami teknologi ini. Beberapa pihak menyoroti kekhawatiran tentang teks dan seni yang dihasilkan AI, khususnya pendidik yang khawatir siswa akan berhenti belajar dan membiarkan ChatGPT menulis tugas mereka. Bahkan sekolah-sekolah di New York melarang akses ke ChatGPT di lingkungan sekolah karena khawatir tentang akurasi, keamanan, dan kecurangan.

Informasi palsu melalui AI juga menjadi perhatian, dengan studi yang menunjukkan teks yang dihasilkan AI, seperti tweet, mungkin lebih meyakinkan daripada yang ditulis oleh manusia. Pemerintah belum menemukan cara untuk mengendalikan AI. Hingga saat ini, meninggalkannya kepada kelompok dan organisasi individu untuk menetapkan aturan mereka sendiri dan mengembangkan tindakan perlindungan mereka sendiri untuk mengatasi teks yang dihasilkan komputer. 

Untuk saat ini, tidak ada yang memiliki jawaban tentang cara mengatasinya. Meskipun beberapa orang tertangkap, akan semakin sulit untuk dengan mudah membedakan pekerjaan AI dan manusia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES