Google Menangguhkan Fitur Generasi Gambar Manusia pada Gemini AI
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Google mengumumkan penangguhan sementara fitur generasi gambar manusia pada Gemini AI, alat yang dirancang untuk menghasilkan gambar berdasarkan input teks, menyusul kekhawatiran signifikan terkait akurasi, terutama dalam penggambaran tokoh-tokoh historis. Keputusan ini diambil setelah serangkaian kritik atas ketidakakuratan gambar Gemini AI, terutama dalam penggambaran tokoh-tokoh historis yang terkenal.
Kontroversi bermula ketika gambar-gambar yang dihasilkan oleh Gemini AI menggambarkan tokoh-tokoh historis secara tidak akurat, memunculkan pertanyaan tentang keandalan alat ini. Beberapa pengguna melaporkan menerima gambar individu-individu non-putih ketika meminta gambar tokoh-tokoh penting dalam sejarah, seperti Para Bapak Pendiri Amerika Serikat. Perbedaan ini memicu teori konspirasi yang mengklaim adanya bias yang disengaja dari pihak Google.
Advertisement
Menyikapi reaksi keras tersebut, Google meminta maaf atas ketidakakuratan yang terjadi dan dengan cepat mengambil tindakan dengan menangguhkan fitur generasi gambar manusia dalam Gemini AI. Keputusan ini menunjukkan komitmen Google dalam menanggapi kekhawatiran dan menjaga integritas alat-alat yang menggunakan teknologi AI.
Kontroversi seputar Gemini AI menyoroti tantangan dalam mengembangkan model AI yang dapat secara akurat merepresentasikan konteks historis yang beragam. Kegagalan alat ini dalam menghasilkan gambar-gambar yang akurat dari sejarah tidak hanya merusak kredibilitasnya, tetapi juga menimbulkan pertanyaan lebih luas tentang etika pembuatan konten yang didorong oleh AI.
Sementara Google bekerja untuk memperbaiki masalah dengan Gemini AI, pengguna dibiarkan bertanya-tanya tentang masa depan alat ini dan peranannya dalam pembuatan konten. Penangguhan sementara fitur generasi gambar manusia menyoroti kompleksitas yang terlibat dalam mengembangkan teknologi AI yang mampu menangani konten historis yang sensitif.
The Verge melakukan uji coba terhadap Gemini AI, mengungkapkan perbedaan lebih lanjut dalam kemampuan generasi gambar alat tersebut. Permintaan untuk tokoh-tokoh historis tertentu menghasilkan hasil yang jauh berbeda dari catatan sejarah yang telah ditetapkan. Misalnya, permintaan untuk seorang senator AS dari tahun 1800-an menghasilkan gambar individu yang tidak sesuai dengan kronologi sejarah.
Perbedaan mencolok ini menyoroti kebutuhan mendesak bagi Google untuk meningkatkan akurasi dan keandalan Gemini AI, terutama dalam menghadapi konten historis. Kegagalan alat ini dalam merepresentasikan tokoh-tokoh historis secara akurat berisiko memutar balik narasi sejarah dan memperpetuasi disinformasi.
Keputusan Google untuk menangguhkan sementara fitur generasi gambar manusia menunjukkan komitmen untuk akuntabilitas dan transparansi dalam pengembangan AI. Dengan menanggapi kekhawatiran dengan cepat dan proaktif, Google bertujuan untuk mendapatkan kembali kepercayaan pengguna terhadap kemampuan Gemini AI.
Ke depan, Google berencana untuk merilis versi yang diperbaiki dari Gemini AI, dengan menyertakan peningkatan untuk memastikan akurasi dan keandalan yang lebih besar. Perusahaan tetap berkomitmen untuk memajukan teknologi AI secara bertanggung jawab dan etis, dengan memprioritaskan integritas produk dan layanannya.
Secara keseluruhan, keputusan Google untuk menangguhkan fitur generasi gambar manusia pada Gemini AI mencerminkan tantangan dan kompleksitas yang melekat dalam mengembangkan teknologi AI untuk pembuatan konten. Dengan menanggapi kekhawatiran akan akurasi dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan, Google bertujuan untuk menjaga integritas alat-alat yang menggunakan teknologi AI dan memastikan penggunaannya yang bertanggung jawab dalam menghasilkan konten yang secara historis akurat.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |