Tas Kresek Kulit Jagung Karya Mahasiswa UM, Terurai di Tanah dalam 1 Tahun

TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa Universitas Negeri Malang mengembangkan produk kantong plastik biodegradable atau tas kresek dari limbah kulit jagung.
Tanaman jagung di Indonesia sangat melimpah namun, untuk pemanfaatannya masih kurang. Khususnya pada kulit jagung yang memiliki kandungan selulosa yang tinggi berkisar antara 30-50%.
Advertisement
Kandungan tersebut berpotensi untuk dijadikan sebuah produk kantong plastik yang berkualitas tinggi. Di sisi lain, kebutuhan pasar yang tinggi akan kantong plastik harus diimbangi dengan problem limbah plastik..
Produk plastik “Co-Plast” dari limbah kulit jagung yang Biodegradable. (FOTO: Tim Co-Plast for TIMES Indonesia)
Dari permasalahan tersebut 5 mahasiswa Universitas Negeri Malang yang tergabung dalam tim PKM Kewirausahaan Universitas Negeri Malang yaitu Irul Safitri dari jurusan Pendidikan Fisika, Rizka Awwaliya Putri dari jurusan Pendidikan Fisika, Kumail Abdi Rohman dari jurusan desain Komunikasi Visual, Dina Febriyanti dari jurusan Biologi, dan Eka Pransiska dari jurusan Akuntasi mengembangkan “Co-Plast” kantong plastik biodegradable berbahan dasar limbah kulit jagung yang dapat terurai dalam jangka waktu 1 tahun.
“Produk kantong plastik berbahan dasar limbah kulit jagung untuk dapat membantu meminimalisir masalah penumpukan sampah oleh plastik,” ujar Irul Safitri, Ketua Tim Co-Plast. Kamis (30/06/2024).
Selain ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya dalam proses pembuatannya, Co-Plast mempunyai tiga keunggulan yang belum ditemukan pada kantong plastik lainnya. Co-Plast dapat melindungi dari paparan sinar UV sehingga dapat melindungi barang-barang dari efek buruk sinar UV salah satunya adalah beras kemasan.
Kemudian isotermal panas kantong plastik Co-Plast dapat menjaga kestabilan suhu di dalamnya karena dapat meminimalisir suhu panas.
"Keunggulan yang terakhir ketahanan yang kuat kantong plastik Co-Plast dapat membawa barang seberat 2-5 kg dan ketahannya setara dengan kantong plastik konvensional," kata Irul.
Menurut tim Co-Plast, kantong plastik ini memiliki peluang pasar yang besar khususnya swalayan yang ada di Malang Raya yang jumlahnya mencapai 13.650.
Swalayan yang ada di Indonesia saat ini masih menggunakan kantong plastik nonbiodegradable melalui strategi pemasaran dan edukasi green marketing dapat dipastikan pasar akan beralih menggunakan kantong plastik Co-Plast.
“Selain itu juga memiliki keunggulan UV Protection dan isotermal panas pertama di Indonesia” Ujar Fitri.
Co-plast mempunya tiga variasi ukuran yaitu ukuran kecil, sedang, dan besar yang mana dalam setiap pack dari masing-masing ukuran berisi 25 buah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |