Akibat Fenomena "Tech Winter", Investasi Teknologi Global Turun dan Pengaruhi Startup Indonesia
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rudiantara, Ketua Nexticorn Foundation, mengungkapkan bahwa fenomena "tech winter" atau penurunan investasi di industri teknologi, termasuk startup, tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga secara global.
Di negara tetangga seperti Vietnam, pendanaan untuk sektor teknologi turun hingga 50 persen pada paruh pertama tahun 2024. “Bukan hanya Indonesia, tech winter, tadi saya sampaikan di seluruh dunia, di negara tetangga kita yg paling banyak berkompetisi itu Vietnam kan,” ujar Rudiantara dalam konferensi pers di Kantor Kominfo, Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Advertisement
Meski demikian, dengan adanya 15 unicorn dan beberapa startup tahap lanjut seperti Amartha yang berpartisipasi dalam program Nexticorn, prospek masa depan sektor teknologi masih terlihat positif.
Rudiantara menjelaskan bahwa terdapat perubahan signifikan dalam pendekatan investor saat ini. Berbeda dari sebelumnya yang lebih fokus pada pertumbuhan dengan menawarkan cashback, diskon, dan free ongkir. Kini investor lebih menekankan pada profitabilitas, EBITDA positif, dan cashflow yang berkelanjutan.
Di sektor investasi, terjadi pergeseran dengan lebih banyak investasi di tahap awal dibandingkan tahap lanjut. Untuk tahun 2024, investasi di tahap ‘seed’ turun dari Rp494,5 miliar menjadi Rp401,8 miliar. Sementara itu, investasi di tahap awal menurun dari Rp2,28 triliun menjadi Rp1,74 triliun, dan investasi di tahap lanjut mengalami penurunan signifikan dari Rp10,52 triliun menjadi Rp802,56 miliar.
Meskipun investasi di tahap seed dan awal lebih kecil, lebih banyak startup mendapatkan dukungan di tahap-tahap ini. Dengan perubahan orientasi investasi ini, diharapkan startup yang bertahan akan menjadi lebih tangguh dan mampu beradaptasi dengan kondisi pasar yang lebih ketat.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyampaikan bahwa pada tahun 2030, ekonomi digital di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai Rp15.453 triliun, dengan Indonesia berkontribusi sebesar 36 persen dari total tersebut.
“Pada 2030, diprediksi digital econominya di Asia Tenggara itu 1000 miliar USD, dan kita 36 persennya. Kemungkinan di 2030 ekonomi digital kita sekitar 360 miliar USD,” ungkap Menkominfo Budi Arie. Faktor utama yang dapat mempengaruhi pencapaian tersebut adalah digitalisasi yang mendorong kreativitas dan inovasi, terutama dalam pengembangan startup yang produktif. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |