Tekno

OpenAI Siap Beli Google Chrome Jika Terpaksa Dijual karena Praktik Monopoli

Kamis, 24 April 2025 - 12:50 | 12.35k
Chrome browser displayed on a phone. (FOTO: TipsPintar.com)
Chrome browser displayed on a phone. (FOTO: TipsPintar.com)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAOpenAI, perusahaan yang dikenal dengan kecerdasan buatan (AI) ChatGPT, menyatakan kesiapannya untuk membeli Google Chrome jika peramban web dominan milik Google tersebut dipaksa dijual sebagai bagian dari sanksi atas dugaan praktik monopoli yang sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS (DoJ).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Nick Turley, kepala produk ChatGPT di OpenAI, dalam sidang pengadilan yang tengah berlangsung terkait penyelidikan terhadap Google.

Advertisement

Turley mengungkapkan dalam kesaksiannya pada Selasa (23/4/2025) bahwa dengan memiliki Google Chrome, OpenAI bisa menawarkan pengalaman lebih baik dengan mengintegrasikan teknologi berbasis AI.

"Dengan memiliki Chrome, kami bisa memperkenalkan kepada pengguna seperti apa bentuk browser yang benar-benar berbasis AI," ujar Turley, seperti dikutip oleh Bloomberg.

Sidang ini merupakan bagian dari proses hukum setelah Departemen Kehakiman AS memenangkan gugatan antitrust terhadap Google pada tahun 2023, yang menyimpulkan bahwa Google telah memonopoli pasar pencarian secara ilegal. Pengadilan kini tengah mempertimbangkan sanksi terhadap Google, termasuk kemungkinan untuk memaksa perusahaan tersebut menjual Google Chrome, yang saat ini menguasai pasar peramban dunia.

OpenAI sebagai pesaing langsung di industri pencarian, khususnya melalui SearchGPT yang disematkan dalam layanan ChatGPT, merasa terhambat oleh dominasi Google. Dalam kesaksiannya, Turley menjelaskan bahwa OpenAI pernah meminta akses ke data pencarian Google untuk meningkatkan kinerja SearchGPT, namun permintaan tersebut ditolak.

"Jika kami punya akses ke data real-time Google, kami bisa membangun produk yang lebih baik dengan lebih cepat," katanya.

Selain itu, Turley juga menyoroti pengaruh Google dalam industri ponsel, dengan Samsung yang dilaporkan menerima pembayaran dari Google untuk menyematkan aplikasi Gemini AI pada ponsel Samsung sejak Januari. Turley menyebut bahwa meskipun OpenAI mencoba melakukan negosiasi dengan Samsung, mereka tidak berhasil mencapai kesepakatan yang menguntungkan.

Kekuatan finansial Google yang besar juga menjadi tantangan bagi pesaing, terutama dengan laporan bahwa Google membayar Apple miliaran dolar setiap tahunnya agar mesin pencari mereka tetap menjadi opsi default di peramban Safari.

Untuk mengatasi dominasi tersebut, OpenAI kini dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk mengembangkan peramban baru yang bisa menjadi alternatif bagi Google Chrome. Beberapa bulan lalu, perusahaan ini bahkan merekrut dua pengembang utama dari tim Google Chrome, yaitu Ben Goodger dan Darin Fisher, untuk membantu dalam pengembangan tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES