
TIMESINDONESIA, BANTEN – Objek wisata masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten bisa dijadikan wisata dunia. Suku Baduy memiliki kehidupan yang unik dan masih mempertahankan tradsisi leluhurnya hingga mereka hidup terasing dari kemajuan zaman.
"Kami yakin wisata budaya Baduy memiliki nilai jual yang mendunia, seperti kehidupan komunitas suku Aborigin di Australia, suku Amish di Amerika Serikat, atau suku Incha di Manchu Pichu Peru," kata Pemerhati sosial Ahmad Kusaen seperti dilansir dari Antara, di Lebak, Rabu (30/12/2015).
Advertisement
Masyarakat Baduy hingga kini masih mempertahankan adat istiadat dan menolak kehidupan modern. Kawasan hutan yang dihuni masyarakat Baduy seluas 5.100 hektare tanpa jalan, jaringan listrik, televisi, radio, dan kendaraan. Bahkan, masyarakat Baduy Dalam yang berpakaian putih-putih jika bepergian ke luar daerah harus berjalan kaki dan dilarang naik angkutan kendaraan.
Ahmad berpendapat, keberadaan suku terasing itu akan menjadi objek wisata dunia sehingga memberikan nilai tambah untuk peningkatan ekonomi masyarakat juga pendapatan asli daerah (PAD). Apalagi, produk-produk kerajinan suku Baduy cukup unik, seperti aneka jenis souvenir, tas koja, golok, tenun, dan gula aren.
Melihat potensi ini pemerintah daerah harus memprogramkan wisata Baduy menjadi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA). Pengembangan wisata ini nantinya ditata melalui pembangunan terintegrasi dengan infrastruktur, penginapan, dan pusat perdagangan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Publisher | : Siska Febrina |
Sumber | : Antara News |