Wisata

Lampion Sintetis, Alternatif Buah Tangan Kota Batu

Rabu, 03 Februari 2016 - 08:41 | 96.15k
LEBIH AWET: Kholid menunjukkan salah satu lampion buatannya dari bahan plastik sintetis, Selasa (2/2/2016). (foto by Agus Muhammad/batutimes.com)
LEBIH AWET: Kholid menunjukkan salah satu lampion buatannya dari bahan plastik sintetis, Selasa (2/2/2016). (foto by Agus Muhammad/batutimes.com)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATU – Peluang usaha kerajinan buah tangan bagi wisatawan yang menuju Kota Batu masih terbuka lebar. Sebab wisatawan akan mencari oleh-oleh yang khas dari daerah yang dikunjungi.

Peluang menyediakan pilihan oleh-oleh bagi wisatawan itu salah satunya dibaca Kholid, pemuda perajin lampion asal Desa Ngenep Kecamatan Karangploso. Ia bersama rekan sekampungnya mencoba mengadu untung dengan berjualan lampion berbahan plastik sintetis. Kholid sebelumnya adalah perajin kursi musiman dan sering berpindah tempat di Bali.

Advertisement

”Ya akhirnya kami putuskan untuk membuat lampion dan membuka lapak di Jalan Pendem Kota Batu sini," ujar Kholid.

Berbagai lampion berbentuk unik ia produksi bersama teman-temannya. Antara lain lampion gantung berbentuk lingkaran kecil bermotif, lampion berbentuk lingkaran dengan motif abstrak, dan lampion duduk berbentuk persegi panjang.

Tak hanya lampion, ia juga memroduksi kerajinan lain, sepeti kotak tisu, tempat baju, sampai laci.

Untuk harganya relatif murah. Mulai Rp 40 ribu sampai Rp 350 ribu. Harga tersebut menyesuaikan dengan bentuk, ukuran juga kerumitan saat membuatnya.

Saat musim liburan, Kholid mengaku bisa mendapatkan omset sebesar Rp 4 juta sampai Rp 5 juta perharinya. ”Kalau pas benar-benar ramai, bisa lebih dari Rp 5 juta per harinya," ungkapnya, Selasa, (2/2/2016).

Kholid menjelaskan, lampion berbahan dasar sintetis ini jauh lebih kuat dan tahan lama, dibandingkan dengan bahan lainnya, seperti bambu. ”Kalau bahannya sintetis lebih tahan lama karena tahan air, suhu, dan tidak bisa terkena rayap," tandasnya.

Tak jarang, hasil kerajinan yang ia tekuni sejak awal tahun 2015 dibeli dan dijual kembali oleh masyarakat di Kota Batu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES