Wisata

Wisata Jambu Kristal, Tak Perlu Khawatir Tercemar Pestisida

Sabtu, 09 April 2016 - 21:10 | 218.75k
LANGSUNG MAKAN: Wisatawan yang memetik jamu kristal bisa langsung dimakan karena dirawat secara organik dan bebas pestisida. (Foto: Nurliana Ulfa/BatuTIMES)
LANGSUNG MAKAN: Wisatawan yang memetik jamu kristal bisa langsung dimakan karena dirawat secara organik dan bebas pestisida. (Foto: Nurliana Ulfa/BatuTIMES)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATU – Selain menawarkan sensasi berwisata, petik jambu kristal di Desa Bumiaji juga memberikan edukasi pertanian organik. Buah jambu kristal yang dipetik oleh wisatawan langsung bisa dikonsumsi tanpa dicuci.

Buah jambu itu tidak tercemar oleh pestisida karena menggunakan sistem tanam organik. Penghalauan hama dan penyakit dilakukan dengan cara organik. Salah satunya adalah membungkus buah jambu yang ada di ranting dengan kantong plastik.

Advertisement

Menurut pengelola kebun wisata petik jambu kristal Rakhmad Hardiyanto, cara tersebut saat ini adalah yang terbaik guna menghalau hama utama pada jambu. Hama  utama jambu adalah lalat buah.

”Lalat buah yang hinggap di jambu akan meninggalkan telur-telur yang nantinya bisa berkembang sebagai ulat. Penggunaan kantong plastik ini salah satu cara efektif agar jambu tidak dihinggapi lalat,” jelas Rakhmad.

Selain perlindungan langsung pada buah, standar budidaya organik lainnya juga dilakukan. Yakni dengan menanam daun kenikir dan daun ketumbar sebagai tanaman penghalang hama.

Tanaman pagar ini diletakkan di tepi tanaman jambu kristal untuk menghalau lalat agar tidak datang. Aroma kuat yang khas dari daun kenikir dan ketumbar ini tidak disukai oleh lalat buah.

Untuk penyiraman tanaman, air yang digunakan juga difilter dengan cara organik. Yakni mengalami beberapa kali tahap penyaringan menggunakan tanaman enceng gondok.

Begitu pula dengan pemberian nutrisi pada tanaman. Pengelola menggunakan pupuk organik. Jambu-jambu yang jatuh di tanah bersama daun-daun yang membusuk menjadi nutrisi tanaman jambu itu sendiri.

”Jadi konsepnya organik itu adalah mendayagunakan apa yang ada di sekitar kita menjadi bermanfaat,” imbuh Rakhmad.

Di samping pupuk dari tanaman, ia juga mengolah kotoran dan air seni hewan menjadi pupuk organik.

Sehingga sembari berwisata, pengunjung juga belajar memahami konsep pertanian organik. Dikarenakan ekosistem di kebun jambu ini seimbang, maka pengunjung pun dapat merasakan nuansa alami. Seperti mendengar suara-suara garengpung yang berderit, dan banyak capung berterbangan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.




TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES