TIMESINDONESIA, BATU – Telinga adalah salah satu organ panca indera untuk menangkap suara. Dan kemampuan mendengar melalui telinga bisa digunakan untuk mengetahui berapa usia seseorang.
Yang ingin mencoba teori itu bisa berkunjung ke Zona Telinga Museum Tubuh The Bagong Adventure di Jalan Sultan Agung Kota Batu.
Advertisement
Dengan menggunakan headset dan program tertentu, wisatawan dapat memeriksa setajam apa pendengarannya. Sekaligus menentukan usia telinganya.
Awalnya, wisatawan akan diarahkan untuk mendengarkan suara dengan frekuensi cukup rendah, yakni 8 ribu hertz. Wisatawan yang mampu mendengarnya membuktikan bahwa telinganya hidup dan tidak memiliki masalah.
Tahap berikutnya wisatawan akan diperdengarkan bunyi dengan frekuensi yang lebih tinggi, membuat suara yang didengar semakin pelan. Bagi usia lanjut, tingkat-tingkat berikutnya mungkin sudah tidak bisa lagi terdengar.
”Hingga kemudian frekuensi yang paling tinggi adalah 18 ribu hertz. Hanya telinga orang berusia di bawah 24 tahun yang mampu mendengarnya. Itupun jika tidak ada masalah pada telinganya,” jelas Arif Firmansyah, staf IT Marketing and Public Relation Jawa Timur Park Group.
Secara normal, semakin muda umur seseorang, gelombang suara yang bisa ditangkap semakin banyak. Dari frekuensi tertinggi hingga terendah. Seorang bayi lebih sensitif daripada orang dewasa karena kemampuan mendengarnya jauh lebih baik, sepelan apapun suaranya.
Namun jika telinga kita rusak, maka suara-suara berfrekuensi tinggi yang seharusnya dapat ditangkap di usia muda bisa tidak mampu terdengar. Berani mencoba tes usia telingamu? (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Publisher | : Rochmat Shobirin |
