
TIMESINDONESIA, BATU – Kegiatan memeringati Hari Bumi dilakukan Eco Green Park dengan menyajikan tumpeng raksasa polo pendem (umbi-umbian), Minggu (24/4/2016) . Tumpeng jumbo itu dibangun dari ari singkong, ubi, kacang, dan pisang. Selain itu, juga digelar parade recycle dan pembentangan kain komitmen lingkungan sepanjang 100 meter.
Tumpeng setinggi dua meter itu menarik perhatian para wisatawan. Tidak hanya memotretnya, wisatawan juga bisa mencicipi aneka umbi hasil bumi ini.
Advertisement
Tumpeng raksasa polo pendem ini merupakan wujud syukur sekaligus ajakan pada wisatawan agar merawat lingkungan. Wisatawan juga diajak mengingat tentang pentingnya kesuburan tanah.
Jika tanah subur, maka segala tanaman bisa tumbuh dan buahnya dapat dipetik lalu dikonsumsi
Di saat yang bersamaan, peringatan Hari Bumi diisi parade recycle. Para pegawai mengenakan kostum unik.
Kostum-kostum tersebut berasal dari sampah di Eco Green Park. Misalnya sampah plastik makanan, kantong kresek, dan sampah lain yang didaur ulang dan didesain menjadi pakaian cantik dan menarik.
Selain itu, pihak Eco Green Park juga merilis program Adiwiyata Go Green School. Nantinya Adiwiyata Go Green School akan mengunjungi sekolah-sekolah di Kota Batu. Petugas akan memberikan materi tentang lingkungan, pengolahan sampah, daur ulang, dan cara menjaga kelestarian bumi.
Operational Manager Eco Green Park Anggun Dwi CS mengatakan, peringatan Hari Bumi tidak hanya berlangsung Minggu (24/4/2016) saja. Peringatan dilakukan secara berkesinambungan.
Selain melalui ajakan ke sekolah-sekolah, upaya konservasi bumi juga dibuktikan melalui ajakan kepada wisatawan untuk berkomitmen menjaga lingkungan.
”Kami sediakan kanvas sepanjang seratus meter. Di kanvas ini pengunjung diajak berkomitmen untuk menjaga bumi dengan membubuhkan tanda tangan dan cap tangan di kanvas tersebut,” jelas Anggun.
Pihaknya berharap dengan upaya tersebut, pengunjung dapat terus mengingat komitmennya dan memulai untuk menjaga lingkungan sekitarnya. Misalnya membuang sampah di tempatnya, mengurangi sampah, dan tidak merusak ekosistem. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.