
TIMESINDONESIA, BATU – Khazanah budaya di Kota Batu layak dijadikan sumber daya pariwisata. Salah satunya ritual selamatan desa. Banyak tahapan ritual yang perlu disimak sebagai pengetahuan.
Ritual selamatan desa salah satunya dilakukan sebagian masyarakat Kelurahan Ngaglik Kota Batu, Senin (9/5/2016).
Advertisement
Sebagai pembuka kegiatan selamatan desa, diawali dengan ritual pemasangan iber-iber. Melihat bentuknya, iber-iber yang dimaksud mirip dengan sesajen. Isinya kembang setaman dan tiga dupa.
Beberapa sesepuh desa bersama perangkat desa melaksanakan pemasangan iber-iber atau sesajen di tempat-tempat bersejarah yang ada di Kelurahan Ngaglik. Para sesepuh ini berkeliling mengenakan pakaian tradisional berupa beskap dan blangkon. Mereka meletakkan iber-iber di sebelas titik. Antara lain di ujung Jalan Darsono dan Jalan Suropati.
Juga diletakkan di perbatasan Kelurahan Ngaglik dengan desa dan kelurahan lainnya. Misalnya perbatasan Desa Pesanggrahan, Kelurahan Sisir, dan Kelurahan temas.
Tempat-tempat tersebut diyakini memiliki cerita sejarah yang dianggap penting bagi masyarakat Kelurahan Ngaglik.
”Dulu saat masa kolonial Jalan Darsono ini disebut kampung Emul. Di sini dulu terdapat pabrik kopi milik Belanda,” jelas Ketua Panitia Selamatan Desa Agustinus Sudarkasi.
Kampung Emul ini pada zaman dahulu merupakan pusat peradaban masyarakat. Terdapat aliran sungai yang dipergunakan untuk memutar kincir air yang menggerakkan mesin penggiling kopi di pabrik.
Karena pusat peradaban, bekas Kampung Emul tersebut dianggap bersejarah dan perlu dipasang iber-iber. Hal tersebut dipercaya sebagai sarana menghormati leluhur dan sejarah Kelurahan Ngaglik.
”Kelurahan Ngaglik itu untuk selamatannya tiap bulan Ruwah Hari Selasa Kliwon, yang kebetulan jatuh pada Selasa besok (10/5/2016),” papar Agustinus. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Publisher | : Sholihin Nur |