Wisata

Pesona Lima Candi di Malang

Rabu, 05 April 2017 - 06:16 | 85.79k
ILUSTRASI - Pesona candi di Malang (Grafis: TIMES Indonesia)
ILUSTRASI - Pesona candi di Malang (Grafis: TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Candi digunakan sebagai pemujaan Dewa Dewi umat Hindu maupun Budha.  Biasanya relief pada candi berisi ajaran agama (Hindu/Budha).  Ada pula yang menggambarkan kondisi pada zaman kerajaan. Cerita sejarah mengalir pada relief. Hal ini yang membuat sebuah candi menjadi sangat berharga sebagai peninggalan bersejarah. 

Kejayaan kerajaan Jawa Timur,  khususnya Malang di masa lampau juga terlihat dari candi yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.  Sedikitnya ada lima candi,  yang pesonannya membuat Anda seakan kembali ke masa lalu. Lima candi itu 
adalah

Advertisement

Candi-Singhasariio3QN.jpgFoto: wisatamalang

Cerita tentang kerajaan Singasari yang dipimpin oleh keturunan Ken Dedes dengan Tunggul Ametung dan Ken Arok. Nah, Candi yang terletak di desa Candirenggo, Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang ini adalah peninggalan dari kerajaan Singasari. Candi ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 1300 M.

Kitab Negarakertagama dan Prasasti Gajah Mada menyebutkan bahwa candi ini dibangun sebagai tempat pendharmaan raja terakhir Singasari yaitu Kertanegara. Ia meninggal dunia pada tahun 1292 akibat istana yang diserang oleh tentara Gelang-gelang yang dipimpin Jayakatwang. Candi ini diduga tidak pernah dibangun sampai benar-benar selesai.

Kompleks percandian ini letaknya nggak jauh dari dua buah arca Dwarapala yang berdiri setinggi 4 meter. Karena di dekat lokasi arca Dwarapala terdapat alun-alun, muncul dugaan bahwa candi ini terletak di komplek pusat kerajaan Singasari. Di belakang arca yang berada di sebelah selatan juga banyak terdapat reruntuhan batu yang kelihatan seperti tembok. Karena itulah dua arca ini diduga merupakan penjaga gerbang masuk istana Raja Kertanegara.

Candi-SumberawanxBI6W.jpgFoto: meilaniwulandari.it.student.pens

Candi peninggalan kerajaan Singasari lainnya adalah Candi Sumberawan yang terletak di kaki gunung Arjuna. Lokasi candi ini sangat teduh dan menyegarkan dan tenang karena terletak di tepi sebuah rawa dengan mata air yang mengalir serta dikelilingi oleh pepohonan. Bentuknya nggak seperti kebanyakan candi lainnya karena hanya berupa kaki dan badan yang berbentuk stupa tanpa tangga naik ke atasnya. Bahkan, candi Sumberawan adalah satu-satunya candi berbentuk stupa yang ada di Jawa Timur.

Candi Sumberawan diperkirakan berdiri sekitar abad 14 sampai 15 Masehi pada masa kerajaan Majapahit dan kejayaan agama Budha di Indonesia. Menurut kisahnya, Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung pada tahun 1359 ke lokasi ini. Ia kemudian menemukan beberapa sumber mata air yang memiliki aura tinggi, maka dibangunlah Candi Sumberawan yang pada masa itu dikenal dengan nama Kasuranggan, sebuah istilah yang cukup terkenal dalam Kitab Negarakertagama.

Candi-JagoU9Ibv.jpgFoto: xplorea

Di daerah Tumpang, kabupaten Malang juga tedapat candi lain yang masih merupakan peninggalan kerajaan Singasari yaitu Candi Jago. Menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton, candi ini sebenarnya bernama Jajaghu. Pembangunan candi ini berlangsung sejak tahun 1268 M sampai 1280 M sebagai penghormatan Raja Singasari yang keempat yaitu Sri Jaya Wisnuwardhana yang menganut agama Syiwa Budha. Meski dibangun pada masa kerajaan Singasari, Raja Hayam Wuruk ternyata juga sering mengunjungi tempat ini. Candi ini pernah dipugar atas perintah Raja Adityawarman yang masih punya hubungan darah dengan Hayam Wuruk.

Candi ini penuh dengan relief mulai dari bagian kaki sampai ke dinding bagian teratas. Reliefnya banyak berisi ajaran Hindu dan Buddha yang membuktikan bahwa Candi ini memang menganut agama Syiwa Budha seperti yang dianut Raja Wisnuwardhana. Syiwa Budha sendiri adalah ajaran agama yang menggabungkan ajaran Hindu dan Budha. Ada petikan cerita Tantri Kamandaka dan Kunjarakarna yang mencerminkan ajaran Budha, serta cerita Kunjarakarna, Parthayajna dan Arjuna Wiwaha yang mencerminkan ajaran Hindu.

Candi-KidalOVh4s.jpgFoto: pinterest

Candi lainnya yang juga terletak di daerah Tumpang, Kabupaten Malang adalah Candi Kidal yang dibangun sekitar abad ke-12. Candi ini dibangun tahun 1248 setelah upacara pemakaman “Cradha” untuk Raja Anusapati dari kerajaan Singasari dengan tujuan untuk memuliakannya. 

Pembangunannya terjadi pada masa transisi zaman keemasan pemerintahan kerajaan-kerajaan Jawa Tengah ke kerajaan-kerajaan Jawa Timur. Karena itulah terdapat perpaduan corak candi Jawa Tengah dan Candi Jawa Timur pada Candi Kidal. Beberapa pakar bahkan menyebutnya sebagai prototipe candi Jawa Timuran.

Candi ini dihiasi dengan relief Garudheya yang diambil dari serat Jawa Kuno. Mitos tersebut menceritakan perjuangan seekor garuda mencari air amerta demi membebaskan ibunya dari perbudakan. Konon relief ini dibuat berdasarkan amanat Anusapati yang ingin meruwat Ken Dedes, ibu kandungnya.

Candi-BadutIQlM0.jpg

Candi Badut terletak di Desa Karangbesuki, sekitar 5 km dari Kota Malang. Candi yang juga dikenal dengan nama Candi Liswa ini juga disebut sebagai candi tertua di Jawa Timur dan telah berusia lebih dari 1400 tahun. 

Candi ini diperkirakan dibangun jauh sebelum masa pemerintahan Airlanga dan diyakini adalah peninggalan Prabu Gajayana dari kerajaan Kanjuruhan seperti yang tertulis dalam prasasti Dinoyo tahun 760 Masehi.

Candi Badut punya ciri khas unik yang berbeda dari candi-candi lainnya di Jawa Timur. Mulai dari pahatan kalamakara yang tanpa rahang bawah, serta bentuk tubuh candi yang tambun dan lebih mirip dengan Candi Jawa Tengah. Dinding candi dihiasi dengan relief burung berkepala manusia dan dan peniup seruling. Sementara itu di sisi luar utara terdapat arca Durga Mahisasuramardini tapi sayangnya sudah rusak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES