Wisata

Sebelum Puter Kayun, Warga Banyuwangi Gelar Ritual Kebo-keboan

Senin, 03 Juli 2017 - 23:14 | 130.52k
2 orang pemeran ritual adat Kebo-keboan sedang beraksi di perempatan kampung Boyolangu, Senin (3/7/2017). (foto: Hafil Ahmad/TIMES Indonesia)
2 orang pemeran ritual adat Kebo-keboan sedang beraksi di perempatan kampung Boyolangu, Senin (3/7/2017). (foto: Hafil Ahmad/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Warga Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri Banyuwangi secara turun temurun menyelenggarakan tradisi Kebo-keboan. Tradisi ini menampilkan dua orang meniru perilaku kerbau, dengan dilengkapi alat pembajak sawah.

Kepada TIMES Indonesia, keturunan ketiga pemangku adat Kebo-keboan Boyolangu, Gunawan mengatakan, tradisi itu dilakukan untuk menghargai perjuangan Buyut Jakso atau yang dikenal Ki Martojoyo atau Joyo Martono yang sakti mandraguna. Atas perjuangannya lahirlah jalan Pantura di kawasan Watu Dodol yang menghubungkan Banyuwangi dengan Kabupaten Situbondo.

Advertisement

Kebo-keboan-2eqBsv.jpg

“Saat itu beliau (Buyut Jakso) menggunakan kebo untuk membuka lahan pertanian. Dulu lahan pertanian yang pertama kali dibabat itu di selatan masjid Boyolangu,” katanya Gunawan di makam putra Buyut Jakso, Senin (3/7/2017).

Sebelum digunakan perlengkapan tiruan kepala kerbau ditaruh di atas makam Buyut Singosari yang dijuluki Buyut Kapluk dan diyakini sebagai putra Buyut Jakso. Setelah itu tiruan dua kepala kerbau dipasangkan pada dua orang pemeran Kebo-keboan untuk diarak keliling perempatan kampung.

“Menurut kakek saya, Buyut Singosari ditugaskan oleh Buyut Jakso untuk pergi membongkar batuan karang Watu Dodol. Makanya dijuluki Buyut Kapluk yang berarti pemecah batu,” imbuhnya.

Buyut Singosari pergi ke Watu Dodol bersama kerbau peliharaan Buyut Jakso. Sementara itu, pemeran kebo diusapi bunga tujuh rupa, beras, kunir, rempah-rempah dan kemenyan agar mereka dirasuki arwah kebo sehingga kebal dicambuk saat ritual acara.

Secara terpisah, panitia penyelenggara, Rifky Ashabul Yamin menambahkan, tradisi Kebo-keboan itu rutin digelar setiap hari ke sembilan bulan Syawal tiap tahunnya.

“Tradisi Kebo-keboan ini adalah satu kegiatan adat yang dilakukan masyarakat Boyolangu setiap 9 Syawal, untuk acara Puter Kayun sendiri dilaksanakan pada 10 Syawal tiap tahunnya, besok (4/7/2017). Dan Kebo-keboan ini semacam pembuka acara kirab Puter Kayun,” pungkas Rifky. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES