Berwisata di Pulau Komodo, Hindari Ini Jika Tak Ingin Diterkam

TIMESINDONESIA, MANGGARAI BARAT – Menemui hewan langka di Indonesia, Komodo, memang harus penuh dengan kewaspadaan tinggi. Sebab, hewan reptil ini ternyata sangat agresif jika sudah marah.
Setibanya di Pulau Rinca, tidak bisa sembarangan, karena Komodo berkeliaran bebas di pulau tersebut. Setiap wisatawan yang tiba, wajib ditemani oleh ranger yang akan mengantar tracking atau mengelilingi pulau.
Advertisement
Ada tiga pilihan jalur tracking yang bermacam-macam. Mulai dari short tracking, medium atau long tracking dengan waktu tempuh antara 1 jam sampai dengan 4 jam dengan jalan kaki.
Untuk yang tidak terbiasa tracking, Anda tidak perlu khawatir. Jalur short tracking pun sudah cukup menarik, dengan menyusuri hutan dalam waktu singkat. Kurang lebih 45 menit hingga 1 jam untuk dapat bertemu dengan Komodo, babi hutan, kerbau, rusa, ular bahkan burung kakak tua.
"Jika bertemu Komodo jangan panik, jangan lari ataupun berteriak. Itu malah memancingnya mendekat," kata Yono, ranger Taman Nasional Komodo.
Dalam melakukan jelajah di Pulau Komodo ini, setiap wisatawan diwajibkan dikawal oleh ranger Taman Nasional Komodo, dan tidak boleh jalan sendiri. Tak hanya itu, wisatawan juga diimbau untuk tidak menganggu komodo.
"Sebab, meski terlihat besar dan tampak bermalas-malasan, larinya kencang. Komodo mampu berlari 20 kilometer per jam," terangnya.
Bila dikejar Komodo, disarankan berlari secara zig-zag. Karena, Komodo berlari lurus dan tidak bisa lari secara zig-zag alias berkelok-kelok.
Lebih aman setelah berlari cari tempat perlindungan di tempat yang tinggi. Ada beberapa rumah panggung di kawasan Taman Nasional Komodo yang bisa dijadikan tempat berlindung.
"Tapi harus tetap waspada. Biasanya Komodo senang berteduh di bawah bangunan. Hindari memanjat pohon karena komodo usia satu sampai dua tahun senang berada di pohon," ujarnya.
Seperti bunglon, warna Komodo seperti batang kayu kering atau tanah berdebu untuk berkamuflase dengan lingkungan sekitar. Jadi, sangat diharapkan tetap waspada, karena bisa-bisa tanpa sengaja malah menginjak Komodo saat berjalan.
"Jangan tertipu, meski bersantai Komodo tampak sedang bersantai, dia tidak benar-benar istirahat. Dia justru menanti mangsa yang lengah," terang pria dari Kabupaten Bima ini.
Kadal yang masuk dalam Seven Wonder of Nature, ini dikenal memiliki penciuman yang tajam. Ranger biasanya menyarankan para wisatawan untuk tidak memakai parfum dengan aroma menyengat karena dapat memancing penciuman Komodo.
Selain itu, Kadal bernama latin Varanus komodoensis, sangat peka dengan bau darah. Saat mencium bau darah, secara naluriah komodo akan langsung mencarinya sebagai mangsa.
Oleh karena perempuan yang tengah menstruasi, terutama yang baru awal-awal, sebaiknya lapor ke ranger. Begitu pula jika Anda sendang terluka.
Untuk diketahui Komodo yang ada di Taman Nasional ini, ada sekitar 2.800 ekor yang hidup liar. Dengan total luas wilayah 1.817 km persegi, Taman Nasional Komodo mempunyai segudang destinasi wisata yang populer untuk dikunjungi wisatawan, diantaranya Loh Buaya, Pantai Pink, Gili Laba, Pulau Kelor, dan Kampung Wisata Komodo.
Hewan purba ini, juga tercatat telah membunuh 30 manusia, baik warga lokal, hingga wisatawan asing sejak dibuka tahun 1974.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |