Wisata

Di Raja Ampat, Pemandu Wisata Larang Pelancong Membeli Kepiting Kenari

Selasa, 25 Desember 2018 - 14:04 | 1.04m
Kepiting kenari. (FOTO: Sinar Buol)
Kepiting kenari. (FOTO: Sinar Buol)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Keelokan Raja Ampat di Papua Barat sukses membius pengunjung. Saking indahnya, banyak yang mengatakan Raja Ampat merupakan potongan surga yang dijatuhkan ke bumi. 

Meski begitu ada rambu-rambunya jika di Raja Ampat. Apa itu? Pemandu wisata melarang pelancong untuk membeli kepiting kenari (Birgus latro).

Advertisement

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menempatkannya kepiting kenari sebagai spesies yang rentan. 

Di Indonesia sendiri, kepiting kenari dimasukkan dalam daftar satwa dilindungi sesuai dengan SK Menteri Kehutanan No.12/KPTS-II/Um/ 1987 dan PP No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Kepiting kenari juga kerap disebut kepiting kelapa, itu karena kelihaiannya mengupas kelapa menggunakan capit-capitnya yang tajam.

Sebenarnya hewan ini bukanlah kepiting, melainkan jenis umang-umang yang sangat maju dalam hal evolusi. Hewan ini dapat ditemukan di pulau-pulau di Samudera Hindia dan sebagian dari Samudra Pasifik. Hewan ini juga biasanya hidup di daerah dengan pohon kelapa yang banyak. 

Ukuran kepiting kenari dewasa bisa sangat besar dan bisa mencapai 1 meter jika dihitung dari ujung kaki ke ujung kaki lainnya. Di alam liar tanpa intervensi manusia, kepiting kenari bisa mencapai umur 40 hingga 60 tahun. 

Karena bentuknya dan rasanya yang diklaim sangat eksotis, permintaan terhadap kepiting kenari lumayan banyak. Sayangnya, keberadaan kepiting ini makin lama makin jarang ditemui karena banyaknya permintaan tetapi minimnya konservasi. 

Di Raja Ampat, khususnya di Piaynemo, Anda bisa menjumpai beberapa orang yang menjual kepiting kenari. Beberapa restoran juga menyajikan sajian berbahan kepiting kenari. Ingat pesan para pemandu wisata disana. Yuk berwisata dengan cerdas, turut menjaga kelestarian alam dengan tidak membeli dan tidak mengkonsumsi kepiting kenari. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES