Wisata

Unik, Masyarakat Kampung Bali di Banyuwangi Ini Gunakan Lima Bahasa

Rabu, 09 Januari 2019 - 15:02 | 902.36k
Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi (Foto : Roghib Mabrur/TIMESIndonesia)
Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi (Foto : Roghib Mabrur/TIMESIndonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Perkampungan Balian atau Kampung Bali yang terletak di Dusun Patoman Tengah, Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi sangat unik dan menarik untuk ditelusuri. Masyarakat Hindu Bali yang mendiami daerah ini sangat rukun dan harmonis dengan masyarakat pribumi.

Uniknya, masyarakat setempat menggunakan lima bahasa dalam berkomunikasi sehari-sehari. Yaitu bahasa Bali, Jawa, Madura, Using, dan Indonesia.

Advertisement

Desa-Patoman-2.jpg

Sejarahnya, penduduk wilayah Patoman sebagian besar adalah para pendatang yang memilih untuk tinggal. Mereka berasal dari berbagai daerah dan suku seperti suku Madura, Bali, Jawa, dan suku Using.

Banyak warga yang merupakan keturunan Bali yang mendiami di Dusun Patoman Tengah ini sejak tahun 1830. Dulunya, nenek moyang mereka pindah ke Banyuwangi untuk membantu peperangan kerajaan dan merantau mencari pekerjaan.

Masyarakat Dusun Patoman Tengah kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani, pengrajin ukiran kayu, dan pegawai di pemerintahan atau swasta.

"Jumlah kepala keluarga yang mendiami Dusun Patoman Bali berjumlah 231 KK. Uniknya di dusun ini masyarakatnya menggunakan lima bahasa sekaligus dalam berkomunikasi sehari-hari yaitu bahasa indonesia, Bali, Jawa, Madura, dan Using," ujar I Gusti Putu Sudana (55) tokoh adat Dusun Patoman Tengah, Rabu (9/1/2019).

Kegiatan keagamaan dalam agama Hindu sama persis dengan masyarakat Hindu di Bali. Seperti adanya Tari Janger, ritual pemakaman ngaben, dan ritual kaeagamaan lainnya.

Selain itu, di Kampung Bali ini juga ada seni musik Genjean. Yaitu seni musik tabuhan dan suara sorakan serta tarian.

Desa-Patoman-3.jpg

Tari penyambutan juga dimiliki oleh dusun yang sering disebut dusun kebangsaan ini. Yakni Tari Penyembrahmo atau Puspanjali. Tarian tersebut merupakan tarian penyambutan untuk tamu yang dimainkan oleh 4 sampai 10 penari perempuan dengan diiringi alat musik khas Bali.

Perlu diketahui jika ingin berkunjung ke Kampung Bali ini, Anda harus menggunakan etika yang baik dan sopan. Seperti jangan merusak atau berkata-kata jorok di pohon yang disakralkan yaitu pohon ancak, pohon pole, dan pohon beringin. Pakaian yang dikenakan juga harus sopan dan disarankan untuk masuk ke pura atau dadiyo atau merajan (tempat sembahyang umat Hindu).

Bangunan tempat peribadatan umat Hindu Bali, khususnya merajan harus berada di pojok sebelah utara timur laut dari bangunan rumah.

Pesona dusun ini juga mengutamakan toleransi yang tinggi kepada masyarakat yang bergama lain seperti Islam dan Kristen,

Ketika masyarakat Islam menyelenggarakan hari rayanya, masyarakat Hindu Bali di sini membantu menjadi pecalang (pengaman desa). Sebaliknya masyarakat Kampung Bali di Banyuwangi hendak mempunyai acara besar seperti hari raya Nyepi, masyarakat Islam membantu mengamankan ritual keagamaan mereka. Rencananya tahun 2019 dusun ini akan diresmikan menjadi desa wisata. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES