Kebun Binatang Gembira Loka Zoo Sambut Wisatawan saat Libur Lebaran

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Jelang libur lebaran 2019, Kebun Binatang Gembira Loka Zoo (GL Zoo) Yogyakarta terus melakukan persiapan. Persiapan itu meliputi perawatan rutin terhadap koleksi binatang/hewan yang ada seperti gajah, badak, ular, burung, buaya, dan lain sebagainya.
“Sekarang GL Zoo sedang mencoba melaksanaan breeding atau pembiakan satwa secara terprogram,” kata Direktur Utama GL Zoo, KMT A. Tirtodiprojo (Joko) kepada TIMES Indonesia.
Advertisement
Joko menambahkan, salah satu gajah betina GL Zoo saat ini sedang bunting. Agar gajah tersebut selalu sehat, petugas dan tim medis dokter hewan terus melakukan pemantauan kehamilannya secara rutin.
“Kita sedang masa penantian panjang selama 24 bulan. Usia kehamilan gajah kami baru berjalan 8 bulan. Jadi, Juni 2020 diperkirakan baru melahirkan. Harapan kami lahir sehat,” terang Joko.
Menurut Joko, gajah-gajah koleksinya pada siang dan malam hari terus dipantau perilakunya. Mereka diumbar. Sedangkan, petugas perawatnya mengintip dan mencatat kapan gajah piaraannya kawin. “Istilahnya mengintip gajah kawin,” jelas Joko.
Di kebun binatang ini, total memiliki delapan ekor gajah, terdiri dua jantan dan enam betina.
“Mereka dilepas di dalam kandang supaya bisa memilih pasangannya. Gajah jantan dilepas bergantian supaya tidak berebut pasangan,” ungkap Joko.
Ia sebutkan kondisi gajah koleksinya, satu ekor gajah jantan ada kendala spermanya. Sedangkan dari enam betina yang ada, dua ekor di antaranya terpengaruh kesehatannya akibat reproduksinya jarang dipakai. “Jadi, dari empat betina yang dibuahi, baru satu ekor yang berhasil bunting. Lainnya belum hamil, mungkin saat masa subur tidak terpantau baik,” duganya.
Gajah koleksi kebun binatang ini rata-rata usia 20-30 tahun. Mereka birahi mulai umur enam atau tujuh tahun. “Pada umur tersebut masa reproduksinya mulai berkembang dan siap dibuahi. Kalau gajah jantan selalu dikasih vitamin biar kuat,” terang Joko.
Gembira Loka Zoo, saat sekarang juga disebutkan sedang mencoba mempraktikkan inseminasi buatan untuk satwa dilindungi, seperti harimau atau macan tutul koleksinya. “Koleksi kami hanya betina, macan dahan belum ada pasangannya,” papar Joko. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Yogyakarta |