Wisata

Hingga Akhir Agustus, Suhu Kawah Ijen Bisa Mencapai Nol Derajat Celsius

Sabtu, 29 Juni 2019 - 08:21 | 437.90k
Salah satu wisatawan saat berfoto di taman wisata alam (TWA) Kawah Ijen (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Salah satu wisatawan saat berfoto di taman wisata alam (TWA) Kawah Ijen (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dalam 2 minggu terakhir ini suhu di kawasan pegunungan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen turun hingga 4 derajat celsius. Tidak menutup kemungkinan pada bulan Agustus nanti, suhu di Kawah Ijen bisa turun di titik nol derajat celsius.

Seperti yang dikatakan oleh Kepala Resor TWA Kawah Ijen, Sigit Hari Wibowo, bahwa penurunan suhu tersebut mulai dirasakan pada pukul 23.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB. Sehingga, dalam 3 bulan ke depan wisatawan akan disuguhkan sensasi udara dingin layaknya daratan eropa.

Advertisement

Menurutnya, turunnya suhu di pegunungan ijen ini dikarenakan minimnya curah hujan. Untuk saat ini, suhu terendah sudah mencapai 2 derajat celsius. Apabila curah hujan terus menurun maka, suhu benar-benar akan ada di titik nol derajat celsius.

Wisatawan-di-Kawah-Ijen-a.jpg

"Puncak musim dingin ini ada di bulan Agustus nanti," katanya, Sabtu (29/6/2019).

Hal serupa juga disampaikan oleh seorang wisatawan asal desa Jambewangi, Toni Kakek. Pada saat Kekek akan mendaki gunung Ijen bersama rekan-rekannya, tiba-tiba saja dia mulai merasakan hawa dingin yang sangat menusuk.

Matanya terbelalak saat menatap layar gadget, pada sebuah aplikasi pengukur suhu, dikawasan Ijen saat ini berada pada titik 4 derajar celsius. Suhu ekstrem ini merupakan kali pertama dia alami.

"Dingin luar biasa dingin. Macam tinggal di Eropa. Namun bedanya tidak ada salju di sini," kata Toni Kakek.

Wisatawan-di-Kawah-Ijen-b.jpg

Meskipun dirinya merasakan kaku disekujur tubuhnya, justru hal tersebut membuatnya semakin penasaran akan bagaimana kondisi di puncak Ijen nanti. Dalam hati berharap, bisa menjumpai fenomena frozen di atas sana.

Kepada TIMES Indonesia seorang guru olahraga ini pun menceritakan lebih jauh. Saat diperjalanan menuju puncak, kabut dingin pun menyelimuti sepanjang perjalanannya. Hingga dipuncak, udara dingin berbalut hembusan angin membuat badan cungkringnya bergetar hebat.

Dari kejauhan, dia melihat kobaran api dari tumpukan kayu yang terbakar. Beruntung, ada pengunjung dan penambang belerang yang membuat api unggun di sana. Sejenak, dia merasakan hangatnya api pada dinginnya pegunungan bagaikan kesegaran segelas minuman di padang gurun.

"Nikmat, sungguh benar-benar nikmat. Menghangatkan diri pada api unggun, dengan secangkir kopi ditangan kiri," katanya.Edisi-Minggu-30-Juni-2019-C63e4827901d6cb06.jpgPerjuangan yang tergolong ekstrem ini akhirnya mencapai sebuah kepuasan. Sinar surya mulai menampakan diri. Sorotnya yang hangat menerangi gelap pegunungan tersebut. Awan yang bergulung, serasa seperti diatas langit.

Meskipun suhu Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen saat ini berada pada titik yang bisa mencapai suhu nol, namun tidak ditemukan fenomena frozen atau embun beku layaknya salju seperti di pegunungan Bromo. Namun demikian, suhu ekstrem ini tetap menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES