Wisata

Kekunaan Jimbe Blitar, Simpan Nilai Sejarah Besar

Rabu, 07 Agustus 2019 - 17:46 | 366.19k
Benda cagar budaya Arca dan Batu di Kekunaan Jimbe Desa Jimbe Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. (Foto: Sholeh/ TIMES Indonesia)
Benda cagar budaya Arca dan Batu di Kekunaan Jimbe Desa Jimbe Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. (Foto: Sholeh/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BLITARKekunaan Jimbe di Desa Jimbe Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar menyimpan nilai sejarah yang besar.

Menurut juru kunci cagar budaya Kekunaan Jimbe, Tunas Waluyo, berdasarkan Kitab Negarakertagama pupuh 61, Jimbe merupakan salah satu tempat utama yang dikunjungi oleh Baginda Raja Hayam Wuruk saat ke Blitar.

Advertisement

"Tahun Saka tiga badan dan bulan (1283) Waisaka, Baginda raja berangkat menyekar ke Palah, dan mengunjungi Jimbe untuk menghibur hati, Di Lwang Wentar, Blitar menenteramkan cita," kata Tunas membacakan kutipan terjemah kitab Negarakertagama pupuh 61, Rabu (7/8/2019).

Kekunaan Jimbe ini merupakan benda cagar budaya yakni arca, batu candi, inskripsi, lesung, nandi, dan pecahan yoni. Benda–benda cagar budaya itu disimpan dalam bangunan cungkup kecil.

"Di luar cungkup juga terdapat beberapa batu bata kuno berukuran besar yang berkaitan dengan kekunaan ini," tambahnya.

Dikatakan Tunas adanya pecahan yoni dan arca Nandi menandakan latar belakang keagamaan Kekunaan Jimbe adalah agama Hindu Siwaistis.

Sedangkan, inskripsi situs ini menunjukkan angka tahun 1208 Saka atau 1286 Masehi. Tunas  menyimpulkan bahwa kekunaan ini berasal dari awal Kerajaan Singhasari atau Majapahit.

"Desa Jimbe dahulunya hutan, kemudian oleh Mbah Porejo dibabat. Nah setelah dibabat itu, Mbah Porejo menemukan bangunan seperti candi dan arca-arca yang berserakan," ceritanya.

Tunas melanjutkan, Kekunaan Jimbe merupakan sebuah komplek situs candi yang cukup luas, akan tetapi sekitar tahun 1965 situs tersebut dirubuhkan dan batu-batuannya dibuang ke sungai Brantas.

Pada tahun 1971, Balai Pelestari Cagar Budaya memerintahkan Kepala Desa untuk mengerahkan warganya untuk mencari batu-batuan yang masih bisa diangkat untuk kemudian ditempatkan di bangunan cungkup hingga sekarang.

"Nama Jimbe sendiri awalnya dari kata 'Jim' dan 'Mbahe' yang jika diterjemahkan yakni tempat Mbahnya Jin. Tapi karena penyebutan orang Jawa lama kelamaan jadi Jimbe," terang keturunan Mbah Porejo ini saat menjelaskan nama Kekunaan Jimbe(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Blitar

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES