Situs Setono Wungu di Ponorogo, Situs Perjalanan Cinta yang Terlarang

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Dalam babad Ponorogo, ada sebuah cerita perjalanan cinta yang terlarang. Sebuah kisah cinta antara pemuda desa Golan dan pemudi desa Mirah yang berakhir dengan kepedihan.
Cerita itu, sampai saat ini menjadi sebuah tradisi unik bagi masyarakat desa Golan dan desa Mirah di kabupaten Ponorogo.
Advertisement
"Pesan sesepuh kami, perjaka Golan tidak boleh menikah dengan perawan Mirah atau perjaka Mirah tidak boleh menikah dengan perawan Golan,” ungkap Rahmat Septiyan, salah seorang pemuda Desa Nambangrejo, Senin ( 06/ 01/ 2020).
Di desa Nambangrejo ini, kisah percintaan terlarang tersebut terabadikan dalam situs Setono Wungu.
Situs ini menggambarkan sebuah kisah hubungan dua anak pemuka desa yang memeluk agama berbeda. Yakni, Joko Lancur putera Ki Ageng Honggolono dari Kademangan Karangan (Golan) dan Siti Amirah Putri Kiai Ageng Mirah dari desa Nambangrejo (Mirah).
Mereka pada akhirnya meninggal dan dimakamkan bersama dalam satu tempat karena cinta mereka tidak direstui. Makam keduanya kini dikenal sebagai situs atau makam Setono Wungu
Dan hari ini, Senin (6/1/2020) masyarakat desa Nambangrejo kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogi menggelar doa bersama di area makam Joko Lancur dan Putri Amirah tersebut.
"Acara ini dzikir atau doa bersama untuk semua leluhur serta membuka situs untuk direnovasi agar semuanya diberi keselamatan," kata Kiai Moh. Mashruri.
Khamim Wahyudi, Kepala Desa Nambangrejo mengatakan, kegiatan doa bersama ini juga sekaligus mengawali pembugaran situs atau makam tersebut untuk mendorong program Pemkab Ponorogo menjadikan area ini sebagai wisata religi.
"Setelah situs ini menjadi wisata religi, diharapkan bisa mengangkat potensi wisata lainnya yang ada di Desa Nambangrejo," paparnya.
Sementara itu ketua DPRD Kabupaten Ponorogo Sunarto menjelaskan ini suatu upaya untuk ikut melestarikan sejarah Ponorogo.
"Kami berharap kelak generasi muda Ponorogo mengetahui sejarah. Syukur-syukur dari awal sampai akhir karena ini bagian dari sejarah berdirinya Ponorogo," jelasnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Ponorogo |