Wisata

Museum Rempah Kota Ternate Di Mata Wisatawan Manca Negara

Sabtu, 15 Februari 2020 - 20:15 | 204.86k
Kunjungan wisatawan di Museum Rempah Fort Oranje Ternate. (Foto : Rinto Taib)
Kunjungan wisatawan di Museum Rempah Fort Oranje Ternate. (Foto : Rinto Taib)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TERNATEMuseum Rempah Kota Ternate di Benteng Oranje yang dikelola Dinas Kebudayaan Kota Ternate, sudah satu pekan ini banyak menerima kunjungan wisatawan manca negara.

Kunjungan yang dilakukan para wisatawan itu baik dilakukan secara individu maupun melalui tim ekspedisi. Kedatangan mereka pun bukan hanya sekadar berkunjung, melainkan menelusuri narasi dan literasi sejarah dan budaya yang disajikan di Kota Ternate, Maluku Utara.

Advertisement

"Untuk sepekan ini, sebagai pengelola Museum Rempah Kota Ternate, kami menerima kunjungan wisatawan dari berbagai negara. Ada yang dari Amerika, Inggris dan Jerman," ungkap Kepala Bidang Sejarah dan Cahar Budaya Dinas Kebudayaan kota Ternate, Rinto Taib kepada TIMES Indonesia di ruanganya, Sabtu (15/02/2020).

Menurut Rinto, mengelola museum tak ubahnya mengelola seorang manusia atau sebuah produk komersil yang bernilai ekonomi.

Jika analoginya sebagai manusia, museum memerlukan upaya perlindungan dan pelestarian atas segala aspek dan dimensi yang melingkupi kehidupannya sekaligus kemampuan mengasah intelektualitas atau peningkatkan kualitas diri manusia tersebut.

Dan sebagai sebuah produk komersil yang bernilai ekonomi, maka Museum memerlukan strategi dan manajemen pengelolaan yang profesional dan baik.

Karena, kata Rinto, dalam praktiknya, museum akan berhadapan langsung dengan persaingan, pilihan selera konsumen, serta kualitas produksi sebuah produk bersangkutan.

Sebab selama ini, setidaknya terdapat dua kategori pandangan atau kesan yang disampaikan para wisatawan, baik itu pujian dan ada pula yang memberikan masukan terhadap kondisi aktual keberadaan Museum Rempah ini.

Rinto membeberkan, kondisi benteng Oranje yang nampak bersih, indah dan memukau terlebih pasca revitalisasi bangunan dan taman yang dilakukan oleh Kementerian PUPR  RI Dirjen Cipta Karya dan revitalisasi museum dan koleksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI selalu mendapat pujian.

Museum-Rempah-2.jpg

Sebagian lagi, memuji tematik pameran pada ruang tata pamer Museum yang menyajikan tentang jejak Alfred Russel Wallace yang sangat informatif dengan sajian beberapa koleksi buku, majalah, lukisan, keramik.

Karena penyajian materi menggunakan bahasa Inggris, maka mempermudah wisatawan dalam memahami konten dan konteks dari sejarah dan budaya di Kota Ternate.

Namun begitu, Rinto mengatakan, dibalik pujian itu, saran dan kritik juga disampaikan oleh beberapa wisatawan yang sering berkunjung.

Terutama pada ketidaktersediaan koleksi dalam fitrin yang berjumlah 14 buah, dan narasi tentang koleksi yang hanya dibuat dalam bahasa Indonesia khususnya pada ruang gedung utama Museum Rempah Kota Ternate.

Apalagi minimnya koleksi merupakan sebuah kesan kurang menarik dalam pandangan mereka untuk berempati. "Disayangkan kemegahan bangunan Museum yang tidak sebanding dengan isinya," ujar Rinto.

Rinto berharap agar pengadaan koleksi menjadi cacatan yang penting untuk dipikirkan oleh instansi terkait dalam hal ini Dinas Kebudayaan Kota Ternate sebagai wujud penguatan kelembagaan dan peningkatan kualitas SDM serta kapasitas tenaga teknis.

Sebab menurutnya, pengadaan koleksi tak hanya benda namun juga pengetahuan bahan koleksi, manajemen koleksi secara menyeluruh dan lainnya.

Disusul lagi dengan peningkatan SDM pengelolaan Museum untuk edukator, dan konservator. Karena dengan metode konservasi koleksi museum, petrografi untuk konservasi koleksi, perekaman data konservasi, prosedur dan mekanisme diagnostik konservasi koleksi, hingga kemampuan analisis laboratorium sangat penting.

Dengan begitu, partisipasi publik dalam pelestarian, perlindungan dan pemanfaatannya sebagai ruang pusaka dan sumber informasi dan edukasi pembelajaran yang menarik juga menjadi kewajiban bersama.

"Semoga menjadi perhatian dan kepedulian bersama dalam kerangka pemajuan kebudayaan serta upaya kesiapan Kota Ternate menuju Sail Tidore di tahun mendatang. Sebagai tuan rumah yang baik maka, eksekusi adalah keniscayaan untuk sesegera mungkin dilakukan selain deretan rangkaian diskusi yang kita gelar dan tenar selama ini," tutup Rinto. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES