Wisata

Desa Cikakak Kini Punya Souvenir Khas Berupa Kepala Monyet

Kamis, 12 Maret 2020 - 20:15 | 256.49k
Untuk menambah ciri khas Desa Wisata, Cikakak yang terkenal dengan Masjid Saka Tunggal dan Monyet, kini telah memproduksi souvenir Kepala Monyet dari bahan Kelapa Kiring. (Foto: Sutrisno/TIMES Indonesia)
Untuk menambah ciri khas Desa Wisata, Cikakak yang terkenal dengan Masjid Saka Tunggal dan Monyet, kini telah memproduksi souvenir Kepala Monyet dari bahan Kelapa Kiring. (Foto: Sutrisno/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUMASDesa Cikakak di Banyumas Barat dikenal dengan masjid Saka Tunggal dan ratusan monyet yang berkeliaran bebas. Tidak hanya itu, kini muncul puluhan kepala monyet yang terbuat dari kelapa kiring gabuk.

Kelapa kiring gabuk kini dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar Masjid Saka Tunggal. Jadi tidak hanya sebagai bahan kayu bakar, tetapi dibuat menjadi Kepala Monyet.

Advertisement

Adalah Warso, penjaga sekolah SD Negeri 2 Cikakak yang membuat ide pembuatan souvenir kepala monyet tersebut.

Menurutnya, selama ini Ia prihatin karena para pengunjung yang datang berwisata memberi makan monyet dan shalat di Masjid Saka Tunggal pulang dengan tangan hampa.

kelapa-b.jpg

Dengan jiwa seni yang dimilikinya, Warso memanfaatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mugi Rahayu yang diketuai oleh istrinya untuk bersama sama membuat kerajinan kepala monyet.

Upayanya dapat dukungan dari Pemerintah Desa Cikakak yang juga ingin mengembangkan desa ini sebagai Desa Wisata harian. Selama ini, Cikakak ramai dikunjungi jika ada acara ritual tertentu saja.

"Alhamdulillah dengan dukungan dari pemerintas desa, kami telah membuat souvenir kepala monyet dari kelapa kiring, karena selama ini kami tidak punya ciri khas, sehingga ide kepala monyet muncul karena Cikakak banyak monyetnya," katanya.

Ide tersebut muncul sekitar enam bulan lalu. Namun baru melakukan pembuatan sekitar tiga bulan lalu. Pembuatannya pun sangat tradisional.

Kelapa kiring (kelapa yang telah kering dan tidak berisi) lapisan kulitnya disayat dengan cutter. Setelah bersih, dibentuk sedemikian rupa hingga terlihat seperti kepala monyet.

kelapa-c.jpg

"Walaupun masih sedikit produksinya, namun sudah ada beberapa orang yang membeli, untuk yang kecil dijual dengan harga Rp 25.000 sedang yang besar dijual Rp 45.000," ungkapnya.

Sementara itu, Akim, Kepala Desa Cikakak mendukung upaya tersebut untuk peningkatan Desa Wisata Cikakak. Bahkan bersama pemuda kelompok sadar wisata akan mengembangkan kuliner di depan Gapura masuk area Masjid Saka Tunggal.

Pemdes Cikakak juga akan menggulirkan dana untuk pengelolaannya, apalagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sudah mulai bergerak.

Untuk itu, Akim meminta kepada semua pihak terutama masyarakat Cikakak untuk bersama sama mempromosikan Desa Wisata Cikakak.

"Pemdes sangat mendukung untuk peningkatan wisata di wilayahnya, apalagi kaum muda disini juga membentuk Pokdarwis pesona Cikakak, sehingga harapannya masyarakat berwisata ke Desa Cikakak," katanya.(*)

Edisi-Sabtu-14-Maret-2020-kepala-monyet.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES