Wisata

Mengenal Tradisi dan Mitos di Patung Dewa Siwa Kompleks Gua Sunyaragi Kota Cirebon

Minggu, 21 Juni 2020 - 19:39 | 175.09k
Patung Kaji Sela atau Dewa Siwa di Kompleks Gua Sunyaragi Kota Cirebon. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Patung Kaji Sela atau Dewa Siwa di Kompleks Gua Sunyaragi Kota Cirebon. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, CIREBON – Masyarakat sekitar kompleks Gua Sunyaragi Kota Cirebon mungkin sering mendengar mitos patung Kaji Sela. Patung tersebut sangat dihormati dan dikeramatkan oleh masyarakat sekitar, terutama ketika akan menggelar hajatan.

Pengunjung yang datang ke objek wisata Gua Sunyaragi mungkin tidak akan mengira jika di tempat bersejarah peninggalan Kesultanan Cirebon tersebut, terdapat sebuah patung atau arca Dewa Siwa. 

Advertisement

Patung tersebut terletak di dekat alun-alun komplek Gua Sunyaragi, atau tepatnya di dekat Gua Pengawal. 

Patung Dewa Siwa tersebut berukuran kecil, dengan tinggi sekitar 50-60 centimeter. Sayangnya, bagian wajah patung tersbut sudah tidak berbentuk, akibat digosok dengan sikat kawat oleh sang kuncen pada zaman dulu. 

Patung-Kaji-Sela-b.jpg

Dulunya, patung tersebut menggenggam semacam tongkat pusaka. Namun, justru diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Pengelola Gua Sunyaragi, Jajat Sudrajat menjelaskan, ketika masyarakat sekitar mau menggelar hajatan, seperti pernikahan, syukuran, khitanan, dan lain-lain. Mereka biasanya melakukan semacam ritual di patung Kaji Sela atau Dewa Siwa tersebut. Hal tersebut sudah menjadi tradisi turun temurun dari leluhur.

"Ketika masyarakat sekitar Gua Sunyaragi mau mengadakan hajatan, mereka melakukan ritual di patung Kaji Sela," jelasnya kepada TIMES Indoensia saat ditemui di kompleks Gua Sunyaragi, Jalan Brigjen Dharsono Kota Cirebon, Minggu (21/6/2020).

Meskipun begitu, lanjut Jajat, tradisi ini dilakukan karena menghormati warisan budaya leluhur, bukan memberi makan atau sesajian kepada batu atau kemusyrikan. Ritualnya pun masih menggunakan cara Islami.

"Tidak jarang juga mereka memakan kembali makanan yang dijadikan sebagai tradisi tersebut," tuturnya.

Hingga sekarang, lanjutnya, tradisi ini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan demi menjaga warisan leluhur. Apalagi, kompleks Gua Sunyaragi merupakan tempat bersejarah yang sarat akan budaya dan warisan leluhur.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Cirebon

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES