Jamin Kenyamanan Tamu, Hyatt Regency Yogyakarta Serius Proteksi Karyawan

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – General Manager (GM) Hyatt Regency Yogyakarta, Nurcahyadhi mengatakan, hotel yang dikelolanya serius menjamin kenyamanan dan keamanan karyawan dan tamu hotel. Yakni, dengan menyamakan standar penerapan protokol kesehatan antara pihak tamu dan karyawan.

Sampai saat ini, Hyatt Regency terus berpedoman dalam hal memproteksi seluruh karyawannya serta para tamu yang akan menginap sehingga hal tersebut menjadi prioritas utama khususnya kenyamanan di perhotelan.

Advertisement

“Saya baru sadar bahwa saat ini yang kita lakukan untuk karyawan itu ternyata sama pentingnya yang dilakukan kepada tamu. Jadi adanya Covid-19 ini standar kesehatan yang kita terapkan untuk tamu juga sama bagi karyawan hotel,” kata Nurcahyadhi, Kamis (1/10/2020).

Pria yang akrab disapa Nur tersebut pun mengaku jika penerapan protokol yang dilakukan untuk tamu berbeda dengan karyawan maka bisa dipastikan tidak akan menjamin kenyamanan ketika berinteraksi antara kedua belah pihak.

“Karena kalau kita hanya fokus pada tamu saja sedangkan tidak untuk karyawan, itu bagi saya sama saja bahayanya,” tegas Nur.

Tak jauh berbeda dengan protokol lainnya, Hyatt Regency tetap melakukan standar kebijakan diantaranya pengecekan suhu tubuh oleh petugas saat memasuki area hotel, wajib memakai masker serta menggunakan hand sanitizer yang sudah disediakan oleh pihak hotel.

“Mungkin yang membedakan kita dengan hotel lainnya adalah seriusnya kita dalam menerapkan peraturan khususnya untuk tamu dan karyawan semuanya sama,” katanya.

Sebelumnya, Hyatt Regency juga telah menggunakan fasilitas protokol kesehatan dengan menggunakan disinfektan chamber namun berjalannya waktu fasilitas tersebut pun akhirnya dilarang sehingga pihaknya sempat menganalisa permasalahannya saat itu. Akibat permasalahan tersebut, pihaknya saat ini hanya mengikuti arahan protokol dari PHRI DIY dan Hyatt International.

Selain itu, hotel bertaraf internasional bintang lima yang berpusat di Chicago ini juga mengalami dampak yang cukup signifikan sejak bulan Maret dan April lalu sehingga dirinya memutuskan untuk tidak menerima satu pun tamu kamar meski tidak menutup hotelnya.

“Pada saat itu khususnya di Bali sudah turun banget jadi Yogyakarta juga kena impactnya. Bulan Maret dan April lalu kita sadar keadaan sudah memprihatinkan,” terangnya.

Memasuki bulan Juli dan Agustus, lanjutnya, mulai ada peningkatan yang signifikan terkait okupansinya namun di September mengalami penurunan karena adanya PSBB di Jakarta yang berdampak pada Hyatt Regency.

Terkait standar protokol kesehatan di Hyatt Regency hingga sejauh ini bisa dikatakan cukup berhasil. Nur meyakini hal tersebut berhasil dikarenakan tidak ada satupun karyawan hotel yang terindikasi virus Covid-19.

“Kita utamakan semua karyawan harus ikut rapid test. Kemudian saat berinteraksi dengan tamu para karyawan wajib mengenakan face shield dan gloves serta tamu wajib menggunakan masker,” ujarnya.

Sebagai pelaku industri pariwisata, Nur menjabarkan dua hal utama yang bisa dilihat apa yang sudah diterapkan sejauh ini oleh pemerintah DIY. Hal pertama yang terpenting adalah pemerintah DIY sangat peduli terhadap para pelaku usaha di sektor ekonomi maupun yang utama adalah pariwisata.

“Hal yang kedua menurut saya adalah kurang konsistennya pemerintah DIY dalam mengontrol masyarakat untuk lebih disiplin mematuhi peraturan yang sudah diterapkan,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Public Relations Hyatt Regency Yogyakarta, Sella Zelyana. Sella mengharapkan agar masyarakat lebih disiplin lagi dalam mematuhi protokol yang diterapkan pemerintah.

“Semoga pemerintah lebih memperbanyak lagi sosialisasi dalam mematuhi protokol kepada warga masyarakat tentunya yang bersifat positif,” tandas Public Relations Hyatt Regency Yogyakarta, Sella. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.