Wujudkan Kabupaten Pariwisata, Sumedang Harus Tetapkan Portofolio Produk Wisata

TIMESINDONESIA, SUMEDANG – Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Drs. Alexander Reyaan menyatakan, bahwa untuk mewujudkan Kabupaten Pariwisata, Kabupaten Sumedang harus menetapkan portofolio produk pariwisata. Pasalnya, guna menentukan strategi pengembangan wisata mulai dari yang berbasis budaya, alam hingga wisata buatan.
"Tak kurang dari 93 destinasi wisata alam di Sumedang, namun jika ingin mewujudkan kota parawisata jangan semuanya dikembangkan. Harus ada destinasi unggulan atau skala prioritas mana saja yang mesti dikembangkan terlebih dahulu," terangnya kepada wartawan usai membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Wisata Alam, Budaya dan Buatan dengan penerapan Clean, Healty, Safety, Environment (CHSE) di Hotel Puri Khatulistiwa Jatinangor, Sumedang, Minggu (8/11/2020).
Advertisement
Menurut Alexander, kabupaten Sumedang jangan dulu memikirkan bagaimana cara menarik wisatawan dari luar negeri. Tapi, harus berusaha seoptimal mungking menarik wisatawan lokal terlebih dahulu.
"Sejatinya, yang harus dikembangkan dinilai memiliki potensi dapat mendatangkan wisatawan paling banyak. Itupun harus berdasarkan skala prioritas.
Mengingat, yang paling mudah dalam mengembangkan pariwisata yakni dengan melibatkan komunitas-komunitas tertentu di bidang kepariwisataan.
Disisi lain, jika ingin membangun destinasi wisata tak sekedar mewah semata, namun harus diwarnai nilai nilai seni tradisional daerah. Kemudian, jika ingin bertahan lama juga harus dibangun berbasis kemasyarakatan," paparnya.
Alexander mengatakan, terdapat beberapa potensi wisata di Sumedang seperti Waduk Jatigede, Batu dua dan Kampung Toga dengan fasilitas Paralayangnya kemudian, Sumedang itu kuat dalam hal seni budaya dan sejarahnya.
"Nah, hal ini yang perlu dikembangkan bahkan di eksplore terutama seni budaya dan sejarahnya. Perlu juga orang yang ahli dalam mengangkat cerita seperti halnya sejarah Cadas Pangeran.
Jika dilihat sepintas Cadas Pangeran ini kurang menarik, tetapi kalau orang pada tahu sejarahnya, mungkin akan menarik wisatawan," ucapnya.
Ditempat yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Ir Hetifah Sjaifudian menerangkan, bahwa potensi wisata di Sumedang dinilai bisa maju namun, harus disertai peningkatan kesiapan dan penerapan CHSE yakni kebersihan, kesehatan, keamanan dan lingkungan hidup dalam tempat-tempat wisata untuk memastikan keamanan wisatawan. Mengingat, ditengah masa pandemi Covid-19.
"Situasi pandemi Covid-19 ini tentu sangat berdampak terhadap semua sektor salahsatunya, penggunaan alokasi anggaran disektor pariwisata.
Kedepan, harus dipilih skala prioritas destinasi wisata mana saja yang sudah siap untuk dikembangkan bahkan paling berpotensi mendatangkan wisatawan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Hary Tri Santosa menjelaskan, banyak potensi wisata di Sumedang yang mesti dikembangkan.
"Tercatat sebanyak 93 destinasi wisata di Sumedang ditambah 102 destinasi wisata baru yang telah mengajukan sebagai Desa Wisata. Namun ada beberapa destinasi wisata unggulan yang tengah dikembangkan yakni, area waduk Jatigede, Batudua, Kampung Toga, Cadas Pangeran dan yang lainnya.
Olehsebab itu, sesuai komitmen Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir bahkan telah mendeklarasikan bahwa Sumedang merupakan Kabupaten Pariwisata, tentunya kami akan terus berupaya mewujudkannya seoptimal mungkin," tuntas Kadisparbudpora kepada wartawan di Jatinangor. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |