Wisata

Pantai Tlangoh Bangkalan Hadirkan Inovasi Wisata Keluarga

Selasa, 05 Januari 2021 - 20:04 | 273.45k
Suasana Pantai Tlangoh, Desa Tlangoh, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan. (FOTO: Doni Heriyanto/TIMES Indonesia)
Suasana Pantai Tlangoh, Desa Tlangoh, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan. (FOTO: Doni Heriyanto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANGKALANPantai Tlangoh, Desa Tlangoh, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura, kental dengan nuansa wisata keluarga. Beraneka sport foto menarik menghiasi pantai berpasir putih yang membentang sepanjang 2 kilometer itu.

Selain wahana foto selfie, dipantai ini dilengkapi kamar mandi dan toilet yang bersih dan puluhan payung peneduh. Pengunjung juga dimanjakan permainan air hingga sepeda motor pantai.

Advertisement

Geliat ekonomi kemasyarakatan begitu nampak di Pantai Tlangoh. Sekitar 30 warung makan dan minum yang siap melayani pengunjung.

Keberadaan puluhan warung merupakan refleksi dari banyaknya wisatawan yang berkunjung ke destinasi di wilayah pantura itu. Khususnya di hari libur, wisatawan bergelombang datang dari pukul 06.00 hingga pukul 22.00 WIB.

“Konsepnya memang wisata keluarga. Jadi ibu dan bapak datang bersama anak-anak atau bahkan keluarga besar. Anak-anak bebas bermain, orang tua mengawasi dan menikmati,” kata Kepala Desa Tlangoh Kudrotul Hidayat, Selasa (5/1/2020).

Karena menjadi lokasi wisata keluarga, Pantai Tlangoh memiliki petugas kebersihan, dan penjaga pantai. Penjaga pantai tugasnya bukan hanya mengawasi agar pengunjung menjaga keamanan dan kebersihan maupun menolong jika ada insiden, namun juga memastikan tidak ada yang berbuat tak senonoh.

“Boleh saja datang bawa pacar. Tapi jangan macam-macam. Kami punya petugas penjaga pantai yang mengawasi perilaku pengunjung,” tegasnya.

Sebenarnya, kata Kudrotul, Pantai Tlangoh sudah dikenal sejak lama karena diyakini punya khasiat bisa menyembuhkan segala penyakit. Warga yang ingin sembuh dari penyakit gatal-gatal hingga stroke biasanya berendam sejak pagi buta hingga matahari bersinar.

“Mereka baru boleh mandi air tawar setelah air hasil berendam menguap tuntas atau bersih,” imbuhnya.

Saat itu kepopuleran Pantai Tlangoh tidak bisa membangkitkan perekenomian warga karena dipenuhi sampah. Kondisi pantai yang memberihatinkan membuat Kudrotul dan anak-anak muda Desa Tlangoh mulai berpikir untuk menjadikan sebagai objek wisata.

“Kami di awal tahun 2020 mendiskusikan dengan teman-teman PHE WMO. Ternyata mendapat sambutan. Bahkan dukungan dan bimbingan,” jelasnya.

Destinasi wisata baru ini dibuka sekitar 7 bulan lalu, atau tepatnya sekitar bulan Mei 2020. Dibuka justru saat pandemi Covid-19 terjadi. Akan tetapi, tidak menghalangi semangat anak-anak muda di Desa Tlangoh untuk tetap membuka lokasi wisata.

"Berkat dukungan PHE WMO, kami bahu-membahu dengan anak-anak muda yang tergabung dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)," ucap Kudrotul.

Sekitar 100 warga Desa Tlangoh, lanjutnya, menyambung hidup dari tempat wisata ini. Mulai jadi penjaga pantai, petugas kebersihan, penjaga parkir, penjaga pintu masuk, penjual tiket, penjaga toiled, penjaga warung hingga pemilik warung.

“Kami masih menabung untuk menambah wahana foto selfie dan mengembangkan permainan laut seperti parasailing, banana boat, dan sejenisnya,” jelas Kudrotul.

Pengembangan wisata Pantai Tlangoh, melengkapi keberhasilan PHE WMO yang juga mengembangkan Taman Pendidikan Mangrove (TPM) Labuhan, Program Wisata Laut Labuhan, Eco Edufarming Bandangdaja. Empat program unggulan ini mengantarkan PHE WMO meraih Proper Emas di tahun 2020.

"Program ini menitikberatkan pada sektor wisata melalui pengembangan pariwisata di pesisir utara Bangkalan. Targetnya mewujudkan One Belt One Road (OBOR) pariwisata setempat," kata General Manager PHE WMO Dwi Mandhiri.

Menurutnya, selain fokus pada pengembangan pariwisata di pantai utara Bangkalan, PHE WMO selama 2020 juga menyalurkan bantuan pendidikan untuk 199 siswa di Kecamatan Tanjung Bumi, bantuan 3.136 paket sembako bagi nelayan Desa Macajah, Desa Tlangoh, Desa Banyusangka, dan Desa Klampis Barat.

Termasuk membantu UMKM Desa Bandangdajah Tanjung Bumi PIRT hasil bumi dan penyediaan usaha intslasi air isi ulang. Sementara bantuan pengembangan usaha nelayan di Desa Tlangoh dan Klampis Barat berupa alat tangkap rajungan.

Untuk bantuan fisik antara lain, diwujudkan lewat renovasi jalan rusak di Desa Alas Kembang dan Banyusangka. Salah satu program lainnya adalah penyediaan tempat sampah segregasi untuk mendukung program sekolah lingkungan.

Dwi Mandhiri bersyukur dan bangga, karena pada tahun ini PHE WMO kembali meraih predikat Emas yang sebelumnya pernah dua kali diterima pada 2016 dan 2017. Penghargaan ini dapat diraih atas kerjasama yang baik, antara perusahaan dan masyarakat sekitar dalam implementasi program-program di bidang lingkungan dan pengembangan masyarakat.

“PHE WMO terus berupaya mengembangkan program yang memunculkan kemandirian dan berkelanjutan serta dijalankan dalam sebuah mekanisme partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan seperti Pantai Tlangoh Bangkalan," paparnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES