Masuk Kawasan Ijen Geopark, Fasilitas Wisata Kawah Wurung Bondowoso Terus Dibenahi

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Pemkab Bondowoso melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora), terus melakukan pembenahan terhadap wisata Kawah Wurung (Kawu). Wisata tersebut masuk kawasan Ijen Geopark.
Wisata Kawah Wurung yang juga dijuluki Bukit Teletubbies tersebut berada di Desa Kalianyar I, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Advertisement
Fasilitas yang harus dibenahi adalah area parkir, gazebo yang berada di sekitar lokasi, tangga naik, titik kumpul dan perbaikan akses jalan menuju tempat tersebut.
Kabid Pariwisata Disparpora Bondowoso, Arif Setyo Raharjo mengatakan, pihaknya juga tengah mengupayakan agar tahun ini listrik sudah masuk Kawah Wurung. Sehingga home stay bisa dimanfaatkan atau disewakan.
Pihaknya menyebut jumlah kunjungan memang mengalami peningkatan dibandingkan awal Pandemi Covid-19.
"Walaupun kami juga belum melakukan review secara total jumlah wisatawan yang berkunjung," katanya, Sabtu (11/12/2021).
Menurutnya, di Tahun 2021 ini banyak bulan atau hari yang mengharuskan wisata ditutup. "Jadi kalau dari segi data kita belum baca data secara keseluruhan, signifikansinya belum kita dapat," akunya.
Tentu kata dia, pihaknya tidak bisa melakukan perbandingan jumlah pengunjung sebelum dan saat pandemi. Karena tidak fair, mengingat waktu operasional wisata juga terbatas saat pandemi.
Namun dibandingkan awal pandemi ada peningkatan pengunjung. Khususnya setelah dilakukan perbaikan kualitas sarana dan prasarana di tempat itu.
Menurutnya, meski sudah diperbaiki, warga tetap mengeluarkan biaya yang ekonomis saat memasuki destinasi wisata di Bondowoso.
Sebab tarif masuk destinasi wisata di Bondowoso, hanya Rp 5 ribu saja. Kecuali tiket pemandian air panas Blawan, Rp 10 ribu untuk wisatawan domestik serta Rp 20 ribu untuk wisatawan mancanegara. Untuk itu, penarikan retribusi kepada masyarakat, harus diimbangi dengan ketersediaan fasilitas.
"Artinya dari kualitas pelayanan dan aminitas sarprasnya harus kita benahi dulu. Baru kita memberikan kewajiban retribusi yang sesuai," tegasnya.
Selain itu, penjaga lokasi wisata juga ditentukan jumlahnya, seragam dan identitasnya. Demikian bertujuan mengantisipasi adanya pungutan liar (pungli) di tempat wisata.
"Namun jika ada masyarakat yang melihat atau mengetahui adanya pungli, dapat segera melapor kepada Disparpora," paparnya.
Selain itu, warga juga melaporkan ketika warga tidak menerima karcis masuk atau karcis wahana yang ada.
"Seperti ATV dan lain sebagainya. Kita konsen di situ agar tidak ada pungli dan premanisme," jelasnya.
Pihaknya juga berharap agar masyarakat ikut menjaga terhadap hal-hal yang melanggar aturan. "Kalau ada yang melanggar, foto, laporkan, kita tindak," tegasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |