Kawasan Wisata Galunggung Tasikmalaya Jadi Tempat Primadona Tradisi Munggahan

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Menjelang Bulan Suci Ramadan ada beberapa tradisi yang bisa dilakukan, salah satunya tradisi Munggahan. Tradisi Munggahan dilaksanakan di berbagai daerah di Jawa Barat, termasuk di Kota Tasikmalaya.
Tradisi Munggahan di Kota Santri ini biasanya diisi dengan kegiatan berkumpul bersama keluarga, kerabat dan rekan sejawat yang dilakukan di luar rumah, seperti di tempat wisata, rumah makan, kebun ataupun di pantai.
Advertisement
Berdasarkan pantauan TIMES Indonesia aktivitas Munggahan di kawasan Objek Wisata Galunggung, Jumat 1 April 2022, terlihat padat dipenuhi pengunjung, baik wisatawan dari Kota Tasikmalaya ataupun dari luar Tasikmalaya seperti Ciamis dan Kota Banjar.
Ahmad Gojali (54), warga Cigembor, Kabupaten Ciamis mengatakan, dirinya bersama keluarganya sengaja melakukan kegiatan wisata Munggahan ke Cipanas Galunggung.
"Ya, kami datang ke Galunggung bersama anak dan istri untuk Munggahan, ini kebiasaan keluarga kami, Alhamdulillah menjelang puasa kami bisa Munggahan setelah dari makam orang tua kami," ungkapnya.
Di tempat yang sama Undang Karyana (61) Ketua DKM Al Wasilah, Cintarasa, Kahuripan, Tawang Kota Tasikmalaya, Jawa Barat sewaktu di temui TIMES Indonesia mengungkapkan ia bersama warganya sengaja berkunjung ke objek wisata Galunggung untuk melaksanakan Munggahan.
"Rombongan kami berjumlah 63 orang dengan memakai bus dan elf, Munggahan ke Galunggung. Alhamdulilah sekarang bisa Munggahan lagi, kalau tahun lalu kan ngga boleh, karena Pandemi Covid," tuturnya.
Undang menyebut sebagian besar rombongannya adalah anak didik program Maghrib mengaji di masjidnya, ia berharap dengan diajaknya Munggahan anak didiknya akan termotivasi untuk bersemangat melaksanakan Amaliah ramadan seperti ibadah puasa dan tadarus Al Qur'an.
Sementara itu Koordinator Lapangan Objek Wisata Kawasan Galunggung Suhara mengatakan, sepekan jelang Ramadan 1443 Hijriah, kunjungan wisata cukup meningkat, walaupun tidak seramai sebelum masa pandemi.
"Alhamdulillah, minggu ini kunjungan wisata ke Galunggung cukup meningkat, walaupun tidak seramai sebelum pandemi, kenaikan kunjungan cukup lumayan sekitar 30 persen dibandingkan bulan yang lalu," ungkap Suhara.
Suhara yang akrab pak Uden menyebut kenaikan kunjungan ke objek wisata yang dikelolanya tidak maksimal, hal ini disebabkan karena kondisi Pandemi dan waktu libur Munggahan yang sangat sempit.
"Libur Munggahan sekarang tanggung, karena anak sekolah mulai liburnya hari Jumat dan hari Sabtu tanggung, biasanya jelang satu hari puasa sudah sibuk menyiapkan shalat tarawih dan ibu-ibu persiapan makan sahur," terangnya.
Namun demikian Suhara berharap tingkat kenaikan kunjungan ke kawasan objek wisata Galunggung berdampak baik pada pengembangan pariwisata di Tasikmalaya dan pada para pedagang di kawasan wisatanya.
"Semoga berdampak pada perkembangan wisata, sehingga berdampak pada para pedagang kecil yang berjumlah 135 lapak mulai dari kawasan Cipanas sampai ke blok Kawah Gunung Galunggung," terangnya.
Saat ini objek wisata Galunggung merupakan objek wisata unggulan yang menjadi primadona masyarakat Tasikmalaya. Objek wisata ini telah mengantongi sertifikat Canopy dan CHSE, sehingga dalam menjalankan operasional di masa pandemi ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat. "Kami sangat memperhatikan prokes, sebelum pintu masuk kita ada cek point untuk pemeriksaan suhu dan menyiapkan scan barcode pedulilindungi,"pungkasnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |