Pembangunan Jembatan Kaca Seruni Point Bromo Molor dari Target, Terkendala Ini
TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pembangunan Jembatan Kaca Seruni Point Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jatim, rupanya tak bisa selesai pada September 2022. Melesetnya target penyelesaian pembangunan itu lantaran terkendala adanya material kaca yang cacat dan keterlambatan produksi dari pihak pabrik.
Hal itu disampaikan oleh Achmad Riza Chairullah, PPK Pembangunan Jembatan Kaca Seruni Point Bromo pada Balai Geoteknik, Terowongan, dan Struktur, Direktorat Jenderal Bina Marga, saat dikonfirmasi pada Selasa (11/10/2022).
Advertisement
Katanya, pembangunan yang telah dikerjakan sejak September 2021 lalu itu, tak bisa selesai sesuai target yang telah direncanakan, yaitu pada akhir bulan September 2022. Hingga saat ini progres pengerjaan Jembatan Kaca Seruni Point Bromo itu sudah mencapai 98 persen.
Melesetnya target itu disebabkan dari adanya produk kaca yang dikirim dalam kondisi cacat. Sehingga panel kaca setebal 12,5 ml itu, harus dikembali pada pihak pabrik.
Sedikitnya ada sekitar 17 panel kaca yang saat ini masih direpair atau diproduksi ulang olah pihak pabrik.
Jembatan Kaca Seruni Point Bromo yang kini masih mencapai 98 persen pengerjaan. (Foto: Bima Setiawan for TIMES Indonesia)
"Produksinya terlambat. Kaca yang dikirim ada yang retak jadi harus direpair (diperbaiki, Red). Di situ memakan waktu lagi. Sehingga tak bisa selesai sesuai target," ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, adanya juga pekerjaan tambahan, yaitu pembanguan Dinding Penahan Tanah (DPT) di dua titik sekitar jembatan tersebut.
Sisi pertama di bawah jembatan berdekatan dengan rumah penduduk, panjangnya sekitar 35 meter dan tinggi 2,5 meter.
Sisi kedua, DPT itu dibangun di sekitar area terminal jembatan, dengan panjang 62 meter dan tinggi 2,5 meter.
DPT itu dibangun untuk menahan kontur tanah yang dikhawatirkan terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Serta sebagai penahan dari gerusan aliran air di sekitar lokasi.
"Karena kontur tanah di atas (pegunungan, Red) memang berbeda dengan di bawah (dataran, Red). Cuaca lembab dan khawatir terjadi sesuatu yang diinginkan," jelasnya.
Sehingga, kata dia, pengerjaan direncanakan ulang selesai pada akhir Oktober 2022 ini. Sehingga, ia berharap jembatan ini bisa dapat digunakan dan dibuka pada akhir tahun nanti.
"Kalau sudah selesai akan kami serahkan pada pihak yang berwenang nantinya. Untuk saat ini masih proses pengerjaan. Nanti serah terimanya akan ada tahapan dan waktunya sendiri," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, jembatan kaca Seruni Point Bromo dibangun Kementerian PUPR, berkolaborasi dengan KLHK dengan nilai investasi senilai Rp 15 miliar menggunakan anggaran multiyears. Yakni tahun anggaran 2021 dan 2022.
Kepala Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur pada Kementerian PUPR Fahmi Aldiaman menyatakan, Jembatan Kaca Seruni Point Bromo menjadi satu-satunya di tanah air.
"Satu-satunya di Indonesia itu ya di Bromo ini," kata Fahmi.
Jembatan kaca di Seruni Point didesain sebagai jembatan kabel gantung (suspended cable) dengan panjang bentang 120 meter dan kedalaman jurang kurang lebih 80 meter. Ukuran lantai kaca memiliki lebar 1,8 meter dan 3 meter.
Material yang digunakan adalah kaca dengan pengaman berlapis SGP. Struktur kaca pengaman berlapis (Laminated Glass) terdiri dari dua lembar kaca atau lebih, yang direkatkan satu sama lain menggunakan satu atau lebih lapisan laminasi (interlayer).
Jembatan yang pengerjaan kontruksinya selama 11 bulan ini, akan menggunakan fondasi tiang bor dan sumuran yang lebih tahan terhadap longsor dan gempa bumi.
Jembatan Kaca Seruni Point Bromo diharap membawa manfaat untuk warga Kabupaten Probolinggo dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas pada umumnya. Keuntungan lain adalah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya masyarakat Bromo Tengger Semeru. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |