Wisata

Arca di Situs Adan-Adan Bakal Dibuka untuk Umum, Jadi Sarana Edukasi-Inspirasi

Senin, 14 November 2022 - 01:12 | 113.41k
Tim peneliti saat mendokumentasikan arca di Situs Adan-Adan. (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)
Tim peneliti saat mendokumentasikan arca di Situs Adan-Adan. (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Sejumlah arca yang berada di situs Adan-Adan, di Desa Adan-Adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri dalam waktu dekat bakal bisa dilihat secara langsung oleh masyarakat. 

Tiga arca yang sebelumnya sempat kembali dikubur, kembali digali untuk tujuan pengembangan dan pemanfaatan. Ekskavasi atau penggalian dilakukan Pemerintah Kabupaten Kediri bekerjasama dengan tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Tiga arca yang dibuka kembali yakni 2 Makara dan 1 Dwarapala nantinya akan dibuatkan cungkup non permanen sebagai pelindung.  Makara, dalam sebuah bangunan candi biasanya bertempat pada sisi pintu masuk dan biasanya Makara ini berpasangan denga  Kala, keduanya secara simbolis menjadi simbol tolak bala. 

Tim-peneliti-saat-mendokumentasikan-arca-2.jpgSalah satu arca Makara di Situs Adan-Adan. (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia) 

Sementara Dwarapala merupakan guardian statue atau arca penjaga, dimana secara garis besar juga berkonsep sebagai simbol perlindungan. 

Sebelumnya situs Adan-Adan menjadi salah satu titik  penelitian arkeologi. Tercatat ada 5 kali penelitian arkeologi dilakukan di tempat tersebut.  Kembali dibukanya tiga arca ini , tidak lepas dari peranan situs Adan-Adan dalam kebudayaan Kabupaten Kediri. 

Motif lidah api, yang menjadi salah satu ciri khas dari pakaian khas Kabupaten Kediri terinsipirasi dari motif lidah api yang ada pada arca Makara situs Adan-Adan. 

Tim-peneliti-saat-mendokumentasikan-arca-3.jpgTim peneliti saat mendokumentasikan arca di Situs Adan-Adan. (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia) 

"Adan-Adan memiliki potensi cagar budaya yang sangat bagus sebagai sarana edukasi dan sekaligus inspirasi. Pakaian khas Kediri itu inspirasinya ada pada situs Adan-Adan," tukas Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Periwisata (Disbudpar) Kabupaten Kediri Eko Prianto, Sabtu, (12/11/2022). 

Eko mengungkapkan dengan membuka kembali ketiga arca tersebut, dan menampilkan ke masyarakat diharapkan bisa menjadi tambahan edukasi dan inspirasi ke masyarakat baik untuk penciptaan karya batik atau karya seni rupa. "Serta inspirasi lain yang terkait dengan Kediri," tuturnya. 

Ekskavasi kembali ini, tambah Eko, dilakukan Kabupaten Kediri menggandeng BRIN karena untuk melakukan penggalian tidak bisa dilakukan sembarangan. Selain BRIN juga dilibatkan untuk melakukan kajian bagian mana dari situs Adan-Adan yang layak ditampilkan ke masyarakat.

"Untuk menampilkan cagar budaya yang bisa disajikan ke masyarakat, juga tidak bisa sembarangan," tambahnya. 

Nantinya cungkup pelindung akan dibuat setinggi 2 meter, dengan atap limas kemungkinan terbuat dari galvalum. Cungkup dibuat non permanen mengingat situs Adan-Adan masih belum selesai diteliti, dan masih bisa dikembangkan lagi. Nantinya untuk menjaga dan merawat, ditempatkan satu juru pelihara atau jupel. Pembangunan cungkup akan dilakukan dalam waktu dekat. 

"Akan kita cungkup sehingga masyarakat bisa melihat keindahan Kediri. Harapannya tahun ini bisa selesai dan bisa dikunjungi. Juga sudah ada jupelnya, kita maksimalkan sehingga bisa memberikan dampak bagi masyarakat," ujar Eko lagi 

Sementara penelitian ini sendiri dilakukan selama 5 hari, mulai dari tanggal 8 sampai 12 November. Tim peneliti yang dilibatkan merupakan tim kecil yang terdiri dari 6 orang baik Arkeolog, Geo arkeolog,  fotografer, dan staf dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim. 

Ketua tim peneliti Sukawati Susetyo menuturkan untuk 2 arca Makara merupakan temuan pertama tim peneliti dari BRIN (dulu Puslit Arkenas) saat melakukan penggalian di tahun 2016. Sedangkan untuk arca Dwarapala ditemukan pada tahun 2017. 

"Kemudian waktu itu makara sebelah kanan tidak terlihat utuh karena ada pohon durian yang kemudian ditebang," tukas Sukawati Susetyo.

Ia menambahkan, penelitian kali ini fokus untuk menampakkan kembali ketiga arca agar bisa dinikmati masyarakat. Menurut Wati, sapaan akrabnya, memang sudah waktunya penelitian dan pelestarian bisa berjalan beriringan. "Karena sering orang dari jauh, ke sini tidak bisa melihat apa-apa,"  
tambahnya. 

Penelitian terakhir situs Adan-Adan dilakukan pada bulan Juni 2021. Dalam penelitian tersebut, peneliti selain menemukan gentong atau genuk untuk mengisi air juga ditemukan fragmen keramik dan batu pipisan. Penelitian terakhir dilakukan kurang lebih 14 hari. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES