Menilik Kesakralan Ritual Pergantian Jubah Jelang Imlek di Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Tahun Baru Imlek hanya tinggal menghitung hari saja. Berbagai persiapan dilakukan umat Tri Dharma (Buddha, Khonghucu dan Taoisme) di seluruh penjuru dunia untuk menyambut datangnya tahun Kelinci Air. Seperti di Klenteng Hoo Tong Bio, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Ternyata terdapat serangkaian ritual unik yang wajib dilakukan, yaitu prosesi penggantian mahkota kebesaran dan jubah yang dipakai Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin.
Advertisement
Menyambut tahun baru Imlek, berbagai klenteng, vihara maupun cetiya akan menyiapkan sarana sembahyang dan menghias tempat ibadah dengan ragam ornamen khas berwarna merah sebagai lambang kebahagiaan.
Bagi umat Tri Dharma, tahun baru Imlek memiliki makna filosofi yang mendalam. Tidak sekadar dengan silaturahmi bersama keluarga, tetapi juga memiliki makna ritual dan spiritual.
Proses penggatian Mahkota kebesaran dan Jubah Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin. (FOTO: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Tahun Baru Imlek 2574 / 2023 M jatuh pada hari Minggu tanggal 22 Januari 2023 mendatang. Tetapi suasana berbeda penulis rasakan dalam menyambut Imlek tahun ini. Ada sebuah kerinduan untuk menyambut tahun baru Imlek seperti tahun-tahun sebelum datangnya wabah pandemi.
Klenteng Tri Dharma Hoo Tong Bio Banyuwangi merupakan Klenteng tertua di Jawa Timur dan Bali. Ketika dikunjungi, nampak dengan antusias dan sepenuh hati para pengurus sedang memperindah seluruh bagian klenteng guna menyambut pergantian tahun.
Sekertaris pengurus harian Klenteng Hoo Tong Bio, Alexander Martin Sikwandy menjelaskan, bersih-bersih klenteng jelang perayaan Imlek memang selalu rutin dilakukan. Mulai dari pembersihan altar suci persembahyangan juga mengelap patung dewa-dewa
Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin setalah melakukan pergantian jubah dan mahkota kebesaran menjelang Imlek 2023. (FOTO: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
"Mulai dari 8 Januari lalu kami telah melakukan persiapan menyambut tahun baru Imlek yaitu bersih-bersih bersama," ucapnya, Jumat (13/01/2023).
Selain membersihkan altar persembahyangan dan patung-patung dewa, masih Alexander, terdapat satu lagi rangkaian yang tak terlewatkan bahkan itu menjadi puncak acara. Yaitu, mengganti jubah dan mahkota kebesaran Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin.
Aura kesakralan pelaksanaan upacara penggantian Jubah dan mahkota kebesaran Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin memang dapat dirasakan. Bagaimana tidak, ternyata dalam melakukan tugasnya, umat yang dipilih untuk menangani proses tersebut harus memenuhi berbagai syarat.
Terdapat ritual khusus yang harus mereka jalani. Salah satunya yaitu dengan melakukan puasa makan daging dan hanya diperbolehkan mengkonsumsi sayur mayur alias mereka harus jadi vegetarian.
"Jadi jamaah yang bertugas mengganti jubah dan mahkota Yang Mulia, sehari sebelumnya harus menjadi vegetarian, tidak boleh makan selain tumbuh-tumbuhan," jelasnya.
Keunikan Jubah Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin
Tak hanya itu, uniknya ternyata pengurus tak sembarangan dalam melakukan pemilihan warna, Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin sendiri lah yang menentukan warna jubah yang akan melekat didirinya hingga satu tahun ke depan.
"Setiap tahun warna jubah yang digunakan Yang Mulia berbeda, tahun lalu warnanya merah tahun ini jubah diganti dengan warna kuning, pemilihan warna tersebut diputuskan setelah ditanyakan dulu melalui ritual," tambah Alex.
Prosesi pembersihan altar dan upacara penggantian jubah memiliki makna sebagai penghormatan kepada para Dewa Dewi. Juga sebagai simbol membersihkan yang kotor agar menjadi bersih menjelang tahun yang baru.
Jika dikaitkan dengan kehidupan kita, melalui prosesi tersebut umat diingatkan agar hendaknya berupaya membersihkan diri dari pikiran, ucapan dan perbuatan yang negatif di tahun sebelumnya. Serta hendaknya bertekad menjadi pribadi yang baik dan bersih dengan senantiasa mengembangkan pikiran, ucapan dan perbuatan yang positif di tahun yang baru.
Selain melakukan serangkaian persiapan tersebut, pengurus Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi, mulai memperindah tiap sudut dengan lampu lampion dan ornamen-ornamen khas Imlek. Dengan tujuan dapat membawa suasana kebahagiaan bagi seluruh umat yang merayakan kedatangan tahun Kelinci Air.
Alex bercerita, pihaknya pun kini sedang melakukan berbagai persiapan perayaan Festival Imlek tahun 2023. Tidak seperti tahun sebelumnya, pada tahun ini festival Imlek akan dibuat sangat meriah dengan banyak atraksi keren yang menampilkan berbagai kekayaan kebudayaan Tionghoa.
"Untuk Festival Imlek 2023 dijadwalkan pada tanggal 26, 27 dan 28 Januari. Pada malam puncak ditanggal 28 akan ada pentas seni seperti atraksi Barong Sai, atraksi Leang Leoang dan kesenian lainya," katanya.
Tak hanya atraksi, bagi kalian pecinta makanan mandarin tak perlu jauh-jauh menunggang pesawat untuk dapat merasakan sensasi sajian khas masyarakat Cina, dalam tiga hari tersebut akan ada Pecinan Street Food alias bazar makanan khas Tionghoa namun halal yang tentu akan membuat lidah kalian bergoyang karena kelezatannya.
"Selanjutanya semoga dengan datangnya tahun kelinci air ini membawa berkat, membawa rezeki, membawa kedamaian serta membawa kesejahteraan khususnya warga Banyuwangi, karena lambang Kelinci adalah simbol umur panjang, kedamaian, dan kemakmuran dalam budaya Tionghoa," harap Alex.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |