Mengintip Segudang Potensi Desa Wisata Gombengsari Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur. Sebuah lingkungan dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, eksotik dan terjaga kelestarianya. Segudang daya tarik potensi wisata dapat dinikmati di sana. Untuk itu, yuk kita intip seberapa menawannya Desa Wisata Gombengsari.
Desa Wisata Gombengsari yang istimewa. Tak berlebihan jika wilayah yang berada pada ketinggian 400 sampai dengan 650 Meter diatas Permukaan Laut (MDPL) ini di berikan julukan seperti itu. Dengan bentangan alam subur, menawan dan penuh kesejukan seketika dapat menciptakan wisata alam hingga wisata edukasi yang mengasyikkan.
Wisata Edukasi Petik kopi di Gombengsari, Banyuwangi, Jawa Timur. (FOTO: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Hanya berjarak 15 Kilometer dari pusat Kota Banyuwangi dengan melewati pepohonan rindang, tentu membuat siapa saja yang melintas merasakan atmosfer pedesaan di tengah kebun kopi Desa Wisata Gombengsari.
Dengan taman bumi yang masih terjaga, masyarakat Desa Wisata Gombengsari menerapkan sistem pertanian kebun kopi secara organik minim Pestisida dan mengedepankan hubungan yang harmonis antara unsur yang ada di alam. Dari hal tersebutlah terbentuk wisata berbasis edukasi.
Potensi yang ada di Desa Wisata Gombengsari:
Berkah alam Kelurahan Gombengsari memang bukan kaleng-kaleng, terdapat berbagai suguhan mayapada yang bisa menyembuhkan jiwa yang haus dimanjakan kesegaran. Seperti Wanawisata Sumbermanis. Hamparan Pohon Mahoni raksasa berjajar rapi berbalutkan sulur daun hijau di batang pohon, cocok menjadi rekomendasi spot berfoto estetik di alam bak dunia fantasi.
Ketua Pokdarwis Gombengsari, Abdurrahaman sedang menjelaskan wisata di Gombengsari di rumah digital. (FOTO: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Tak hanya untuk berfoto, fasilitas seperti Camping Ground dan Tracking menjadi andalan karena acapkali para pengunjung betah berlama-lama menikmati pesona hutan Mahoni Raksasa Gombengsari.
Kemudian, bila ingin menyegarkan diri, Kelurahan Gombengsari juga punya Air Terjun Goa Pengantin. Perpaduan gemericik air terjun dengan kekhasan suara Tonggeret menjadi sebuah relaksasi yang menenangkan, seakan membuat waktu terasa melambat. Pas untuk masyarakat kota yang penat setelah enam hari bekerja dan membutuhkan healing bersama keluarga sekalian menikmati kesejukan dan kesegaran Air terjun Goa Pengantin.
Wisata alam di Desa Wisata Gombengsari yang terakhir adalah Sumber Gedor. Punya nilai historis, wisata ini adalah sebuah DAM yang dibuat oleh Kolonial Belanda pada tahun 1927, dengan keistimewaan air yang super jernih seperti kristal, yang bahkan menjadi salah satu penyuplai air bersih di Kabupaten Banyuwangi.
Bukan hanya suguhan alamnya saja yang diunggulkan di Desa Wisata Gombengsari. Pengetahuan masyarakat yang didukung alam menjadi daya tarik sendiri bagi mereka yang haus akan ilmu. Menjadikan sebuah konsep wisata edukasi, seperti wisata petik kopi hingga pengolahan kopi secara tradisional. Meski terlihat sederhana namun terselip pengetahuan luar biasa yang tak kalah seru untuk diketahui.
Mulai Belajar jenis kopi Robusta dan Exselsa yang menjadi unggulan Gombengsari di lahan rakyat seluas 700 hektar. Pengunjung diajak untuk petik hingga menyangrai bijih kopi dengan tungku api kayu dengan beralasakan cobek tanah liat, sampai menghasilkan kopi siap seduh, yang kemudian bisa dinikmati untuk merasakan cita rasa kopi Gombengsari yang alami.
Terkenal sentra kopi di Banyuwangi, membuat masyarakat juga ingin menciptakan budidaya lebah madu tradisional dari bunga kopi. Kemudian pada tahun 2017 menjadi minat khusus wisata edukasi lebah madu. Pengunjung Desa Wisata Gombengsari akan bisa menikmati hasil madu saat musim kopi berbunga. Manis madu murni bunga kopi pasti akan menggoyang lidah siapapun yang ingin berwisata ternak lebah madu.
Yang terbaik dari wisata edukasi ialah wisata perah susu kambing. Perasaan memerah susu Kambing Etawa menjadi momen yang tak bisa dilewatkan sekali dalam hidup. Akan menjadi sebuah memori edukasi yang berharga untuk bisa diceritakan.
Selain memerah susu dari Kambing Etawa, pengunjung juga sekalian diajak untuk belajar pengolahan pupuk kandang dari eksresi kambingnya. Bermula dari memilih kotoran yang siap jadi pupuk hingga pengaplikasianya kepada tanaman kopi.
Desa Wisata Gombengsari secara beruntun terpilih di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Bagaimana mulai tertarik dengan Gombengsari? Wisata alam dan wisata edukasi yang saling berkaitan menjadikan Wisata desa Gombengsari patut dijadikan rekomendasi berwisata sekaligus bersinergi bersama alam.
Eits tunggu dulu bukan hanya alam dan edukasi yang menjadi kenikmatan berwisata Gombengsari, wisata kuliner juga ada lho, seperti seperti Kopi Wine, Susu kambing Etawa murni, Madu dan Degan Goreng menjadi penutup perjalanan wisata Gombengsari.
Untuk diketahui desa Gombengsari secara administratif adalah desa yang secara beruntun terpilih mewakili Banyuwangi dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dengan kategori Desa Wisata berbasis digital.
"Kemarin, Kelurahan Gombengsari masuk kedalam 300 besar desa wisata ADWI 2022 mengalahkan 3000 lebih desa dari seluruh Indonesia. Alhamdulillah kita dipercaya kembali, semoga masuk 100 besar," jelas Kepala Kelurahan Gombengsari, Abdul Majid Hamzah, Kamis (02/03/2023).
Untuk bisa menikmati semua wanawisata alam dan edukasi tersebut, kalian bisa mengunjungi Rumah Digital Gombengsari yang berada di lingkungan Kacangan, Gombengsari.
"Rumah digital launching 26 november 2022. Semua informasi wisata Kelurahan Gombengsari sudah terintegrasi menjadi satu mulai dari wisata alam, edukasi, kuliner, kerajinan atau oleh-oleh," ucap Ketua Pokdarwis Gombengsari, Abdurrahman.
Sementara itu, tim dari pendamping desa yang dibentuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Andri Waluyo menjelaskan, nantinya konsep rumah digital akan lebih dikembangkan kembali untuk bisa diakses siapapun melalu telfon genggam, agar mudah untuk diketahui seluruh dunia, bahwa Desa Wisata Gombengsari menyuguhkan wisata alam, edukasi, kuliner, kerajinan bahkan kebudayaan. "Ini masih dalam rencana, perjalanan masih panjang, saya optimis bisa masuk 100 bahkan 50 besar tahun ini," tukasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.