Wisata

Banjir Durian di Kenduren Wonosalam 2023   

Minggu, 05 Maret 2023 - 10:54 | 158.38k
Suasana KenDuren Wonosalam 2023 yang digelar di Lapangan Wonosalam berlangsung meriah, Minggu (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Suasana KenDuren Wonosalam 2023 yang digelar di Lapangan Wonosalam berlangsung meriah, Minggu (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Sempat berhenti karena pandemi Covid-19, tradisi pesta durian atau Kenduren Wonosalam 2023 Kabupaten Jombang, Jawa Timur mampu menyihir para pengunjung. 

Budaya dan tradisi khas dari lereng Gunung Anjasmara sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas limpahan panen buah durian yang digelar di lapangan Wonosalam terlihat padat pengunjung. 

Terlihat masyarakat sangat antusias dalam mengikuti acara tersebut. Bahkan ada yang rela menginap di rumah warga sekitar lokasi demi bisa mengikuti acara tahun tersebut.

KenDuren-Wonosalam-2023-b.jpg

Sejak pukul 07.00 WIB para warga sudah memadati area lokasi, ribuan pengunjung 'tumplek blek' menjadi satu di area pesta durian. Meski lapangan becek karena malam sempat diguyur hujan tak menyurutkan semangat warga untuk datang. Terik matahari yang membakar kulit pun bahkan tak mempan untuk melunturkan semangat warga. 

Tak hanya dari Jombang saja, wisata dari daerah sekitar seperti Mojokerto, Lamongan, Surabaya juga turut memeriahkan. Bahkan terlihat ada dua turis dari mancanegara yang hadir. 

M. Rozi (29) warga Mojokerto mengaku sengaja mengikuti acara Kenduren Wonosalam karena penasaran akan euforia kemeriahan dari upacara adat yang jarang ditemui tersebut. 

"Pertama penasaran, kedua juga pengen tahu rasa durian khas wonosalam seperti apa?," kata Rozi kepada TIMES Indonesia, Minggu (5/3/2023). 

Hal senada juga diungkapkan oleh Aris Setiawan warga Blitar. Ia mengatakan sangat kagum dengan budaya dan tradisi masyarakat Wonosalam yang lestari hingga di era modern seperti saat ini. 

KenDuren-Wonosalam-2023-c.jpg

"Iki tradisi yang sangat keren. Menarik dan begitu meriah sekali, saya acungkan jempol untuk warga Wonosalam," terang pria yang akrab disapa Aris itu. 

Menurutnya, budaya seperti ini harus terus dilestarikan agar anak cucuk kelak bisa menikmati betapa kayanya negeri ini dengan keanekaragaman budayanya. 

"Bagus dan harus dilestarikan, agar anak cucu bisa merasakan indahnya budaya dan tradisi yang dimiliki Indonesia," paparnya. 

Seperti yang diketahui, Kenduren Wonosalam merupakan ritual tahunan masyarakat dari 9 desa di Kecamatan Wonosalam. Tradisi selamatan disertai acara berbagi durian gratis tersebut dilaksanakan sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya hasil panen durian.  

Layaknya hajatan kenduri, Kenduren Wonosalam melibatkan masyarakat dalam penyediaan buah durian. Masyarakat dari 9 desa, setiap desanya membuat 1 buah tumpeng berisi durian serta beberapa jenis hasil bumi. Ritual Kenduren Wonosalam dimulai dari arak-arakan 9 tumpeng dari kantor Kecamatan Wonosalam.  

Kesembilan tumpeng itu masing-masing diarak oleh puluhan warga dari 9 desa menuju lapangan Kecamatan Wonosalam. Memasuki lapangan, 9 tumpeng berisi buah durian Wonosalam dan berbagai jenis hasil bumi diletakkan terpisah mengelilingi sebuah tumpeng raksasa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES