Wisata

Geotrail Geopark Ijen, Pariwisata Berbasis Pentahelix  yang Mengedepankan Budaya dan Kelestarian Lingkungan

Jumat, 10 Maret 2023 - 20:30 | 107.28k
Landscape Geopark kawah Gunung Ijen. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Landscape Geopark kawah Gunung Ijen. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Menjelang penetapan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Global Geopark 2023, Geopark Ijen sedang mengembangakan proyek Geotrail untuk membangun pariwisata berbasis sinergitas Pentahelix.

Proyek Geotrail sendiri bisa disebut jalur Geowisata yang artinya jika wisatawan berkunjung ke Kawasan Geopark Ijen Banyuwangi maupun Bondowoso, akan ditawarkan panduan awal wisata sesuai minat dan kepentingan, seperti ditunjukan adanya jalur Biosite, Culturesite, Geosite dan lainya.

General Manager Ijen Geopark, Abdillah Baraas, S.T, Geotrail menjelaskan hal ini adalah sebuah kolaborasi antara unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media yang biasa disebut konsep Pentahelix.

Dalam hal ini Geopark Ijen membantu dalam memfasilitasi para partisipan seperti akademisi yang menyampaikan edukasi kepada wisatawan, pelaku usaha seperti Tour And Travel, tempat makan dengan menu kuliner lokal hingga Homestay yang berkonsep Culture atau berarsitektur kearifan lokal. Selain itu adanya keterlibatan Komunitas lembaga masyarakat seperti Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan tak luput media partner untuk mengangkat potensi wisata sedang dikunjungi.

"Contohnya, saat ingin ke Gunung Ijen, wisatawan diberi tahu jalur dan paket oleh Tour Travel, seperti akan melalui Desa Adat Kemiren atau Olehsari, rumah makan dan homestay yang akan ditinggali, kemudian akan melaui jalur Biosite yaitu Erek-erek dan seterusnya," jelasnya, Jumat, (10/03/2023).

Abdillah menambahkan, proyek geotrail sendiri saat ini sudah melalui tahap memetakan konsep wisata Geopark dan memantapkan Strategic Partner yang memiliki misi yang sama, karena dalam proyek geotrail sendiri, setiap unsur harus membawa misi yang sama yaitu kelestarian dari lingkungan dan kebudayaan, oleh sebab itu terdapat unsur edukatif serta mengenalkan budaya dan alam kepada wisatawan supaya pulang dengan membawa ilmu pengetahuan.

"Sementara ini kita memetakan Clusterisasi wisata yang ada di Banyuwangi dan Bondowoso, nantinya akan ada 4 atau 5 Cluster yang dibuat" tukasnya.

"Hal itu akan menambah kesan terbaik berwisata menikmati alam sambil belajar, jadi wisatawan kembali bisa membawa kesan yang lebih menarik untuk diceitakan," imbuhnya.

Dengan adanya proyek ini diharapkan dapat membangun ekonomi yang inklusif yang melibatkan banyak pihak, sebagai peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain itu konsep juga bertujuan sebagai wisata konservasi yang berkelanjutan, tak hanya itu geotrail sendiri bisa menjadi penguat seluruh stakeholder yang terlibat dalam membangun pariwisata.

"Road map terakhir Geotrail akan launching pada bulan September 2023 setelah Geopark Ijen menerima sertifikat dari UNESCO yang diagendakan di Maroko," ucap Abdillah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES