Malam Minggu Nostalgia di Kampung Benteng Kota Probolinggo

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Ada Festival Pasar Lawas Kampung Benteng di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (11/4/2023) malam. Tempatnya di kawasan Benteng, salah satu bangunan peninggalan Belanda, yang kini menjadi cagar budaya.
Sesuai namanya, Pasar Lawas Kampung Benteng menyediakan aneka jajanan tradisional. Seperti Klepon, jajanan kukus dari tepung pulut berbentuk bulat, diisi dengan gula merah, lalu diguling-gulingkan pada kelapa parut.
Ada Cenil, jajanan dari adonan tepung kanji dan gula pasir, diberi pewarna, kemudian dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil seperti bola pingpong, dan dimakan bersama kelapa parut.
Kemudian ada Kucur atau Cucur, jajanan dari adonan tepung beras dan gula merah yang kemudian digoreng.
Ada pula kue Putu Mayang, jajanan dari tepung beras berbentuk seperti mi, dimakan bersama kinca bercampur santan.
Aneka penganan atau jajanan tradisional lain juga tersedia di Pasar Lawas Kampung Benteng, yang digelar untuk mengenang dan melestarikan cagar budaya Benteng, Kelurahan/Kecamatan Mayangan tersebut.
Selain kuliner tradisional, malam itu masyarakat juga dihibur tampilan kesenian dari Sanggar Cokro Budoyo.
Perpaduan antara kuliner tradisional dan tampilan Sanggar Seni Cokro Budoyo malam itu, menjadikan nuansa tempo dulu begitu terasa di kawasan yang dihuni oleh sekitar 77 keluarga tersebut.
Tak heran jika pengunjung merasa bernostalgia berada di Pasar Lawas Kampung Benteng ini. Nostalgia bersama penganan tradisional, bersama suasana lampau, serta bernostalgia dengan kesenian tradisional.
“Saya suka kucur, terkadang masih sulit mendapatkannya dan rasanya sering tidak enak. Tapi di sini saya bisa dapatkan dengan rasa yang enak dan murah,” kata Antok salah satu pengunjung.
Dihadiri Wali Kota Bersama Istri
Tak hanya warga, Pasar Lawas Kampung Benteng malam itu juga dihadiri Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin bersama Ketua TP PKK Kota Probolinggo, Aminah Hadi Zainal Abidin.
Orang nomor satu di Kota Probolinggo tersebut, berkeliling mendatangi stan-stan kuliner jajanan lawas. Kemudian mencicipi dan memborong beberapa jajanan di sana.
Wali Kota Probolinggo berusia 43 tahun ini, memberi apresiasi acara tersebut. Selain acaranya berlangsung meriah, warga setempat juga menurutnya kompak.
“Mulai dari awal saya menjabat sampai sekarang masih tetap kompak, guyub dan melestarikan budaya. Jika masyarakatnya kompak pasti akan bisa terjaga,” ujarnya saat sambutan.
Menurutnya, Pemkot Probolinggo akan terus mensupport kegiatan berbasis masyarakat. Ia pun memerintahkan Camat Mayangan membuat surat yang ditujukan kepada wali kota terkait CSR, untuk mengembangkan Kampung Benteng menjadi lebih baik.
Pria yang juga pengasuh Ponpes Riyadlus Sholihin ini ingin, ketika ada kapal pesiar bersandar di Pelabuhan Probolinggo, penduduk di Kampung Benteng bisa menjadi tuan rumah bagi tamu wisatawan luar negeri.
“Tentunya tidak menutup kemungkinan bukan hanya event-event saja, tetapi setiap hari atau malam minggu menjadi tempat destinasi wisata keluarga,” beber wali kota.
Mantan anggota DPR-RI ini juga berharap dalam Festival Pasar Lawas ini, masyarakat menemukan kuliner-kuliner yang jarang ditemui.
“Jadi kampung lawas harus kita munculkan dengan kuliner khas yang ada, sehingga tidak menutup kemungkinan area ini bisa menjadi tempat kuliner yang akan dikenal,” katanya.
Wali Kota Probolinggo juga berharap Festival Pasar Lawas Kampung Benteng ini terus dikembangkan agar bisa mengangkat nama baik Kota Probolinggo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Sholihin Nur |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.