TIMESINDONESIA, BLITAR – Tahukah kamu di Kota Blitar terdapat kampung budaya yang bernama Pasar Jaranan? Nah, Pasar Jaranan atau Kampung Jaranan ini berada di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo.
Kampung dengan beragam komunitas kesenian jaranan ini memiliki beberapa fakta menarik yang perlu diketahui. Simak penjelasannya berikut ini.
Advertisement
1. Terbentuknya Kampung Budaya Pasar Jaranan
Kampung jaranan awalnya hanya terdiri dari 2 paguyuban jaranan, kemudian berkembang menjadi 8 paguyuban dan 14 sanggar. Selain itu, pada kampung tersebut juga berkembang perajin alat atau media jaranan seperti pecut, kuda lumping hingga sekarang miniatur barong yang sudah terjual di pasaran luas. Dari potensi itulah, masyarakat sekitar memberi predikat sebagai Kampung Jaranan atau biasanya juga disebut pasar jaranan.
"Dari zaman nenek moyang dulu sudah ada kesenian jaranan. Akhirnya sampai sekarang ada sanggar, paguyuban dan industri jaranan. Namun bukan kita yg menyebutnya sebagai kampung jaranan, tapi masyarakat umum yang memberikan predikat tersebut," ujar Wakil Ketua Pasar Jaranan, Deni Wahyu Setiawan kepada TIMES Indonesia, beberapa waktu lalu.
Deni menuturkan, awal berdirinya Pasar Jaranan ini karena banyak anak-anak muda berinisiatif tentang bagaimana caranya kesenian jaranan ini bisa menjadi kesenian yang bernilai ekonomi tinggi. Akhirnya dikumpulkanlah para ketua paguyuban, ketua sanggar dan tokoh masyarakat.
Dari hasil pertemuan tersebut disepakati untuk membuat satu paguyuban induk se-Kelurahan Blitar dan diberi nama Pasar Jaranan. Dinamakan Pasar Jaranan karena banyak paguyuban jaranan, sanggar, serta industri kreatif beragam rupa.
"Kan di sini banyak paguyuban jaranan, sanggar, dan banyak industri kreatif juga apalagi genre mereka juga berbeda-beda jadi seperti pasar cuma pasarnya pasar jaranan," jelas Deni.
Akhirnya Pasar Jaranan resmi dinobatkan sebagai Kampung Budaya sejak September 2022. Setelah resmi menjadi kampung budaya, banyak para wisatawan yang berkunjung. Tidak hanya dari Kota Blitar, tapi juga dari luar Blitar seperti Bengkulu dan Karawang.
Wisatawan yang berkunjung ke Pasar Jarana bisa melihat dan mengikuti latihan jaranan yang ada di kampung ini. Tak lupa, komunitas jaranan ini juga menyambut para wisatawan yang berkunjung.
2. Tidak Hanya Orang Dewasa
Ada 8 paguyuban jaranan di Kelurahan Blitar, yang diisi oleh kelompok usia dewasa. Di sini juga terdapat 14 sanggar jaranan yang didominasi anak-anak. Mereka yang mengikuti sanggar ini umumnya duduk di bangku SD hingga SMP.
Sanggar jaranan di Kampung Jaranan tidak hanya diikuti oleh anak-anak dari Kelurahan Blitar, tapi juga anak luar wilayah. Berkaitan dengan hal ini, Pasar Jaranan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kota Blitar mempunyai program Serenada (Sekolah Religius Nasionalis Berbudaya). Dalam program tersebut, anak-anak dari luar Kelurahan Blitar bisa mempelajari atau mengikuti sanggar kesenian yang ada di Kampung Jaranan.
3. Pasar Jaranan Punya Perajin
Tidak hanya menampilkan kesenian, kampung wisata budaya ini memiliki beberapa perajin. Mereka menghasilkan produk yang berhubungan dengan kesenian jaranan, seperti suvenir gantungan kunci dan miniatur jaranan.
Menurut penuturan Deni, awalnya para perajin di Kampung Jaranan membuat produk untuk menyalurkan bakat dan hobi. Namun ketika kampung ini sudah menjadi tempat wisata, para perajin memanfaatkan untuk menjual produknya secara bebas.
4. Pasar Jaranan Sering Tampil di Berbagai Acara
Pasar Jaranan berdiri September 2022. Kendati relatif baru, namun Pasar Jaranan ini kerap diundang di berbagai acara, mulai hajatan hingga agenda resmi. Tak hanya itu, paguyuban pasar jaranan ini juga pernah diundang ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Medan, dan Padang.
Selain itu, Pasar Jaranan sudah menggelar Pasar Jaranan Festival (Pasjarfest). Terdekat, pada 15 Juli 2023, anak-anak dari sanggar pasar jaranan akan tampil sebagai pembuka di Acara Blitar Ethnic National (BEN Carnival).
Demikian beberapa fakta mengenai Kampung Budaya Pasar Jaranan. Jika bermain ke Kota Blitar, silakan mengunjungi tempat tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |