Pacuan Kuda Bagi Orang Sumba Timur adalah Ajang Persahabatan dan Popularitas
TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Salah satu budaya Sumba yang hingga saat ini masih terus dilakukan pelestarian adalah pacuan kuda.
Bagi masyarakat Sumba, pacuan kuda adalah ajang persahabatan dan popularitas. Namun, di sisi lain, masih ada sebagian kecil masyarakat yang mendijadikan ajang ini jadi ajang perjudian. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
Advertisement
Sejatinya, ajang pacuan kuda sebenarya adalah ajang pesta rakyat Pulau Sumba. Bila dikembangkan dengan baik, bukan saja memilki nilai budaya namun juga nilai pariwisata serta nilai ekonomi.
Pacuan kuda ini juga digelar berupa turnamen. Salah satunya adalah turnamen Bupati Cup. Turnamen ini bisa digelar 2 kali bahkan bisa tiga kali dalam setahun.
“Itulah pacuan kuda. Selain ajang persahabatan dan popularitas dan juga hobbinya orang Sumba mereka juga mengadakan turnamen pacuan kuda lintas kampung,” tutur seorang pemerhati pacuan kuda Sumba Umbu Robi Jumat (4/8/2023).
Menurutnya, pacuan kuda merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang orang Sumba hingga saat ini. Kuda yang jadi kuda pacuan adalah kuda ras asli Sumba, Sandlewood. Kuda ini sekarang sudah banyak disilangkan dengan kuda impor untuk menghasilkan kuda yang cepat larinya dengan ketahanan yang cukup baik pula.
“Yah, pelestarian kuda ras Sandlewood perlu dilakukan mengingat jumlahnya yang dari tahun ke tahun semakin sedikit,” ujarnya.
Umbu Robi menyebut, pacuan kuda sendiri sudah lama menjadi hobi dan kesenangan masyarakat Sumba sejak jaman dahulu kala. Di luar fungsinya sebagai alat angkut dan transportasi, pacuan kuda ini tercatat sebagai kegiatan favorit masyarakat Sumba.
Selain itu, Ia mengungkapkan, soal kepemilikan ternak sudah lama menjadi tanda status sosial masyarakat adat Sumba. Paling tidak ada 3 ternak yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat adat Sumba seperti babi, kerbau dan kuda. Namun dari ketiga ternak tersebut kuda adalah yang mempunyai peranan penting.
“Untuk diketahui bahwa pacuan kuda itu biasanya digelar setiap tahunnya di bulan Agustus yang saat ini ada pembukaan di Kecamatan Lewa untuk memperingati hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan. Tentu pacuan kuda ini dilakukan agar budaya berkuda ini merupakan ciri khas orang Sumba agar terjaga dan terus dilestarikan,” ucap Umbu Robi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |