Panglima TNI Yudo Margono Ungkap Nilai Filosofis Karapan Sapi Madura, Apa Saja?

TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menekankan pentingnya melestarikan tradisi dan budaya yang ada di Indonesia. Salah satunya tradisi Karapan Sapi Madura.
Karapan Sapi adalah lomba pacuan sapi yang menjadi ciri khas masyarakat Suku Madura. Menurutnya, ini adalah salah satu cara untuk melindungi warisan budaya tanah air dari tergerusnya arus globalisasi
Advertisement
Panglima menyampaikan pesan ini saat membuka acara pembukaan Lomba Karapan Sapi Piala Panglima TNI Tahun 2023, yang digelar di Lapangan Kerapan Sapi H. R.P. Moh. Noer Bangkalan, Madura, Sabtu, (9/2023).
Even yang menghadirkan sapi karapan terbaik dari empat kabupaten Madura ini berlangsung meriah. Sapi-sapi tersebut berasal dari Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep. Mereka berkompetisi memperebutkan Piala Panglima TNI dalam ajang bertajuk "Karapan Sapi Perang Mega Bintang Se-Jawa Timur".
Panglima Yudo menekankan bahwa Karapan Sapi bukanlah sekadar kompetisi saja. Tetapi juga telah menjadi daya tarik wisata yang kuat. Baik untuk wisatawan domestik maupun internasional.
Karapan Sapi tidak hanya mewakili adu cepat antara joki sapi, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis. Seperti kerja keras, kerja sama, ketertiban, dan sportivitas.
Lomba ini diikuti oleh 48 joki sapi yang saling adu ketangkasan dalam mengendalikan laju 48 pasangan sapi di lintasan pacu sepanjang 200 meter.
Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf mengatakan lomba Piala Panglima TNI ini merupakan pertama kalinya digelar.
Kehadiran langsung Panglima TNI dalam acara ini mewujudkan sejarah baru bagi masyarakat Madura.
"Tentu saya merasa sangat bangga dan bahagia kehadiran bapak Panglima. Sebagai orang Madura, saya tahu betapa pentingnya tradisi ini bagi kami dan betapa berharganya untuk tetap dilestarikan," kata Mayjen TNI Farid Makruf.
"Selain itu, kehadiran langsung Panglima TNI dalam acara ini tidak hanya memberikan semangat bagi peserta, tetapi juga menunjukkan komitmen kuat tentara terhadap pelestarian budaya lokal. Ini benar-benar menjadi sejarah baru untuk masyarakat Madura dan menjadi bukti bahwa Lomba Kerapan Sapi bukan hanya acara lokal, tetapi juga acara yang mendapat perhatian dan apresiasi nasional," lanjutnya.
Pangdam V Brawijaya juga berharap, Lomba Karapan Sapi tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkenalkan dan mempromosikan budaya Madura kepada masyarakat luas. Baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Ini adalah cara kami untuk menunjukkan bahwa budaya Madura, seperti Karapan Sapi, memiliki daya tarik dan nilai yang unik dan harus dihargai," tutupnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Syarifah Latowa |
Publisher | : Rifky Rezfany |